es yang mulai mencair

60.2K 5.6K 340
                                    


'Kalau tau dia fiksi, kamu kenapa jatuh hati?'

•o0o•

Ares berjalan ke arah kamar Caca. Dia mengetok pintu kamar Caca.

Memang di antara ke tiga abangnya, hanya Ares yang tidak pernah macam macam kepada Caca

Tok

Tok

Tok

''bangun! '' ucap Ares sedikit berteriak dengan malas.

dia mengetuk pintu lagi. Karena merasa kesal tidak ada jawaban, dia berimisiatif membuka pintu kamar Caca dan

Ceklek

Pintu kamar Caca ternyata tidak dikunci.

''Ck tau gini ngapain nggak buka dari tadi'' gumam bang Ares

Ares membuka kamar Caca dam pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah seorang gadis berpakaian onesie berbentuk dino berwarna hijau dan jangan lupa rambutnya yang di cepol dua sedang tidur dengan ketidak Aesthetic nya.

Bagaimana tidak, selimut sudah di lantai, tangan Kanan dan kaki kanannya menggantung di tepi ranjang.

Entah dorongan dari mana, Ares mengambil hpnya dan memfoto Adik kecilnya itu.

''Lucu '' gumam Ares mengelus elus kepala Caca dan mencium singkat pucuk kepala Caca.

'' Ca...Ca bangun, makan dulu ''. Ares menepuk nepuk pipi Caca dengan lembut.

Eughhh

Caca membuka matanya dan melihat sosok tampan yang berada di samping nya.

''Kamu siapa?'' Tanya Caca dengan kepala di miringakan menambah keimutan nya.

''Lo nggak inget gue?'' Tanya Ares pada Caca. Dan di balas Gelengan oleh Caca.

'' Ares Jovanta Marvellyn. Abang lo''. jawab Ares dingin. ia merasa kesal karena adik kecilnya ini tidak mengingat nya. Woyy dia Amnesia cuyy.

Walaupun ia tidak pernah ikut campur dengan urusan Caca, dan walaupun sikapnya seolah olah menunjukkan bahwa ia tidak peduli dengan Caca, tapi yakinlah di lubuk hatinya yang paling dalam, ia merasa kasihan dengan Adik kecilnya itu. Maka dari itu ia selalu menghindari Caca. Karena ia tak tahu siapa yang benar dan siapa yang salah.

Dia tak tega melihat adiknya di tampar dan di caci maki, namun setiap ia akan membela, ia selalu di ambang kebingungan antara siapa yang benar dan siapa yang salah.

Flashback on

''LO APAIN MAURA?''. Teriak Virgo.

''Bukan gue''. Jawab Caca dingin, dirinya baru saja akan makan. Namun terganggu oleh drama murahan itu.

''Tapi lo liat kan kondisi Maura. LO MASIH MAU BILANG LO NGGAK NGAPA NGAPAIN DIA!''. Bentak Benua mencengkram dagu Caca.

''Gue dari tadi di kelas bangsat!''. Ucap Caca rendah namun terdengar nada tegas dan marah.

Flashback off

Lamunan Ares terpecah saat Caca menanyakan dirinya.

'' ohhh jadi kamu Abang pertamanya Caca?'' Tanya Caca dengan jari telunjukknya berada di dagu.

'' hm. Turun ke bawah, makan''. Ares berucap dingin namun tatapan yang di berikan bukan tatapan benci melainkan tatapan kasih sayang.

''Bunda sama papa kemana?'' Tanya Caca.

'' Papa Bunda keluar kota. Lusa baru pulang ''.

''Gendong'' rengek Caca mengarahkan kedua tangannya ke Ares. Tindakan sederhana itu membuat seulas senyuman terbit dari seorang Ares jovanta yang irit bicara.

Selama perjalanan terasa akward, tidak ada percakapan. Jujur Caca membenci situasi seperti ini. Mau ngomong takut salah, nggak ngomong juga gimana.

''Bang''. Panggil Caca untuk memecahkan keheningan.

''Kenapa?''.

'' Kenapa orang orang pada suka cowok fiksi yang gepeng. Udah gepeng gelar almarhum lagi?''.

''I don't know''. Jawab Ares, dia juga bingung kenapa para cewek suka hal yang berbau fiksi.

''Padahal nih bang, udah beda agama, beda dunia masih aja ngehayal jadi istrinya. Kasihan mimpinya terlalu sulit untuk di gapai''. Ucap Caca yang menggambar pola abstrak di punggung Ares menggunakan jari nya.

'' bermimpilah setinggi langit sampai nabrak satelit''. Ares mengeluarkan kata kata bijaknya.

''Abang ''. Panggil Caca lagi, namun kali ini lebih ke nada merengek.

''Kenapa lagi?''

''Abang jangan dingin dingin ya, aku gampang pilek''. Ares langsung menghentikan langkahnya.

'Gue ngebug njir' batin Ares.

Sampailah mereka di ruang tengah. Ruang di mana banyak teman teman abangnya yang sedang menikmati makanan yang Virgo pesan.

''Halo prenn''. Sapa Caca dari balik tubuh Ares. Ares menurunkan Caca di atas Sofa.

''Stt, tumben bang Ares mau gendong Caca?''. Bisik Benua ke Lintang menunduk kan kepalanya.

''Iya weh, dulu aja pas gue nggak sengaja nyenggol, langsung kena pukul''. Virgo berisik di samping telinga Lintang. menunduk , mendekatkan mulutnya ke telinga Lintang.

''Emang lu nyenggol apaan?''. Tanya Bintang yang mendengar ghibahan dari dua orang itu.

''Buwung nya''.

''Tolol''

''Anak anjing! Ya jelas lah! Kalo gue jadi bang Ares, udah gue tendang ke kandang bebek''. Bisik Lintang mengambil makanan yang di panggil Benua.

''Kemaren ada orang Ghibah in gue, paginya masuk rumah sakit''. Ares yang dari tadi mendengar ghibahan merasa jengah.

''Eh nggak kok bang,nggak . Damai kita Damai''. Benua langsung duduk tegap dan sayangnya Lintang masih menunduk asik dengan makanan yang ada di Pangkuan Benua. Jadinya kepala Benua terbentur kepala Lintang.

''Ahkkk sakit anjengg!''. Lintang langsung mendorong Benua yang jatuh di pelukannya.

''Eh bentar dulu, kita benturan satu kali lagi''.

''Ngapain goblok!''.

Benua kembali duduk di sofa dan berucap dengan wajah polosnya''Biar anaknya nggak gandeng''.

''Konspirasi apa lagi ini miskahhhhhh.......''. Benua yang mendengar teriakan lintang langsung tersenyum seperti tak mempunyai beban dosa.

________________________________________
CAST KARAKTER ADA DI IG.

IG SEAN @Sean_gansteng

         Ares@jvnt_Ares
       
       Alarik@AlarikbukanDitarik

  Bintang@bintangGedhe

  Lintang @Lintang_kemce

My Transmigrasi [Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang