Topeng yang terbuka

33K 3.2K 187
                                    

"aku terlalu bersemangat mencintai nya, hingga aku lupa berkaca seperti apa diri ku''

•o0o•

Saat akan pulang, Abel melihat Caca yang masih berdiri di depan gerbang.''Ca, lu pulang sama siapa?''. Tanya Abel.


''Caca pulang sama Pami kok, Kak Abel pulang duluan aja''. Jawabnya

''Bener ya, kakak pulang duluan. Kalo ada apa apa telfon kakak Ca''. Ucap Abel dari dalam mobilnya.

Caca menganggukan kepalanya. Ia lanjut menunggu. Namun tiba tiba ada suara orang berjalan.

''Nunggu siapa sayang?''. Tanya orang itu.

Caca mendongak mendengar suara yang familiar di telinganya.

''Caca nunggu Pami bang''. Jawabnya yang masuk kepelukan orang itu. ''Tumben cuma bertiga? Bang Vian, bang Ares,Bang Benua sama Bang Virgo kemana?''. Tanya Caca mengintip dari celah lengan abangnya.

''Mereka lagi ada di markas. Pulang sama abang aja ya''. Bujuk Shaka.

''Caca nunggu Pami aja Bang Shaka. Takutnya kalo Caca pulang bareng kalian nanti Pami bingung nyari Caca, abang abang semua pulang aja''.

Drtt drttt

Telepon Raiden berbunyi. Ia mengangkat telepon itu.

''Halo, kenapa?''. Tanya Raiden

''Halo Rai, lu pada kemana sih di telepon kagak di angkat angkat! Bang Ares juga di telfon nggak aktif!''. Ucap Bintang dari sebrang telepon.

''Emang kenapa? Kok suaranya berisik banget?''. Tanya Raiden dengan raut panik.

''Markas di serang! Lo semua cepetan kesini!''. Ucap Bintang lalu mematikan sambungan telepon nya.

''Kenapa''. Tanya Shaka

''Markas di serang, sekarang posisi markas lagi kosong. Cuma ada Alarik, Bintang sama Lintang''. Jelas Raiden

''Cepet kita ke markas''. Ucap Avian.

''Caca abang pergi dulu, kalo ada apa apa langsung telepon abang oke''. Shaka mencium dahi Caca sekilas dan memberikan handphone nya ke Caca lalu meninggalkannya.

''HATI HATI BANG!''. teriak Caca.

Mereka meninggalkan Caca sendirian. Caca menunggu sudah hampir 1 jam. Namun Fahmi tak kunjung menjemputnya.

''Caca telepon Pami aja deh''. Ucapnya. Ia mengambil handphone dan mulai mencari nomor kekasihnya itu.

Terlihat di layar handphonenya tulisan berdering. Namun Fahmi tak kunjung mengangkatnya.
Sudah hampir setengah jam Caca kembali menunggu. Tak lama terdengar suara petir yang saling bersahutan.

Rintik air mulai turun dari langit, Caca mendongak menatap langit membiarkan wajah cantiknya basah karena air hujan.

''Huftt Caca nunggu di halte aja''. Caca berjalan ke halte bus yang ada di sebrang jalan.

Dia kembali menelepon Fahmi, namun lagi dan lagi telepon itu tidak di angkat. Dia jadi teringat ucapan Bintang.

''Mereka lagi ada di markas. Pulang sama abang aja ya''. Bujuk Shaka.

My Transmigrasi [Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang