Siang hari, lagi dan lagi, kedua orang tuanya tidak ada di rumah. Entah mengapa mereka jadi jarang pulang setelah mendapat telepon itu
Sudah lebih satu bulan, hubungan Caca dan Fahmi berjalan lancar. Meskipun para saudara menentang hubungan mereka. Ah, jangan lupakan satu manusia yang gamon ini.
Ya Fahmi, satu manusia itu gencar mendekati Caca, meskipun selalu terhalang oleh Fahmi.
'' pami.... pamiii ishhh''. Caca menggoyang goyangkan lengan Fahmi, pacarnya itu nampak fokus dengan ponselnya.
Alarik datang membawa sekatung makanan ringan. ''Buat lo''. Ucapnya menyerahkan kantung makanan itu.
Caca nampak senang, ia dari tadi bosan melihat pacarnya sibuk bermain handphone. ''Beneran?''.
''Hmm''. Jawab Alarik mengelus kepala Caca.
Saat akan memasukkan makanan kemulutnya, Tiba tiba ada tangan besar yang menghadangnya.
''Buang''. Ucap Alarik dingin.''Nggak boleh, mubadzir pami''.
''Buang, ntar gue ganti satu toko''. Jawab Fahmi enteng.
''Nggak boleh''. Kekeh Caca merangkul makanan pemberian Fahmi. ''Lagian Pami dari tadi fokus ke hp mulu, kan Caca bosen''.
''Kalo lo nggak bisa jagain dia, mending lo lepasin aja''. Bisik Alarik memegang satu tangan Fahmi.
''Nggak akan''. Jawab Fahmi dengan semiriknya.
Tiba-tiba handphone Fahmi bergetar. Fahmi mengambil Handphone nya lalu pergi menjauh. Tatapan kecewa terlihat di mata Caca. Sekilas ia melihat seorang yang menelepon Fahmi dengan nama kontak yang di beri emot love.
Alarik mengusap usap bahu Caca, '' Udah nggak usah di pikirin, kalo lo mau cerita apapun itu, gue siap dengerin''. Ucap Alarik.
''Makasih Al''. Balas Caca dengan senyuman manisnya. Fahmi datang, Caca dengan cepat menghapus air mata yang ada di pipi chubby nya.
'' Gue mau pergi sebentar, ntar pas pulang sekolah gue jemput kaya biasa''. Ucap Fahmi mengelus elus kepala Caca. Caca dengan patuh hanya menganggukkan kepalanya. Meskipun tersimpan banyak pertanyaan di benaknya.
Fahmi meninggalkan Caca di kantin yang masih sedikit ramai, Alarik? Dia sudah pergi setelah membisikkan kata kata penenang.
Tak lama Abel dan Tika datang. Mereka berdua sudah nampak lebih akrab dari sebelumnya.
''Hai kak Abel, Hai Tika''. Sapa Caca dengan wajah gembira nya. Sekejap ia melupakan masalah yang membebani pikirannya.
''Aii bocell''. Jawab Tika mencubit kedua pipi Caca.
''Hai cantik''. Jawab Abel, yakin lah Abel sepenuhnya sudah menganggap Caca sebagai Adiknya.
''Sendirian aja neng?''. Goda Tika menarik turunkan alisnya.
''Tadi sama Pami, tapi paminya pergi''. Ucap sendu Caca.
Tika langsung mengalihkan pembicaraan saat melihat raut Sendu Caca.
''Mau cerita?''. Tanya Abel yang hanya di balas gelengan oleh Caca. Abel hanya menarik nafasnya pelan, ia akan sabar menunggu Caca siap untuk bercerita.
''Caca lo satu bulan lebih terdampar di planet mana hah?! Gue chat kagak di bales bales!''. Geram Tika, kenapa setiap ia akan meng-caht sahabatnya ini, selalu centang satu.
''Heheheh, hp Caca mati''. Jawabnya dengan senyumannya.
''Kok bisa?''.
''Jadi gini kak Abel....''
KAMU SEDANG MEMBACA
My Transmigrasi [Terbit]
Teen Fiction𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐨𝐤𝐞 [END] #transmigrasi series 1 Buat yang udah pernah baca, bisa di baca lagi, karena cerita di revisi total dan alur cerita mungkin saja berubah. Terima kasih Warning!! ⚠️⚠️⚠️dapat menyebabkan esmosi ⚠️⚠️⚠️. Dilarang untuk plagiat...