misi dimulai

23.9K 2.7K 52
                                    

''Udah nggak usah berharap. Iya kalo jodoh, kalo nggak?''

•o0o•


Sean sudah standby di depan kelas Caca, dia menyender di tembok dengan tangan yang terus menekan handphone nya.

Caca melihat Sean 'MasyaAllah ganteng banget jodoh orang'. Batin Caca.

''Sean!''. Sean menoleh mendengar panggilan gadis yang baru keluar dari kelasnya.

''Udah selesai? Yok pulang''. Sean menggandeng tangan Caca dan membawanya ke parkiran. Siapa sangka ternyata di parkiran sudah ada abang abangnya dan tentunya teman teman abangnya.

''Wih Sean bawa degem, Haii Caca''. Sapa  Gino.

''Hai Gino''. Caca membalas sapaan Gino tak lupa senyum manisnya, jangan lupakan tampang polosnya yang membuat nya terlihat sangat imut.

'Akh gue jadi bingung, gue sayang sama lo, tapi gue juga benci setelah gue denger fakta tentang lo'. Batin Ares menatap Caca dengan pandangan penuh arti.

'Apa gue bakal kalah dalam permainan gue sendiri Ca'. Batin Fahmi menatap Caca dengan pandangan yang tidak bisa di artikan. Dengan cepat ia mengalihkan pandangannya saat tak sengaja netranya bertubrukan dengan netra coklat milik Caca.

''Dih ngapain juga lo bawa jalang ini''. Sinis Raiden melihat Sean membawa Caca.

''Jalang matamu!''. Sentak Caca.

Mereka memelototkan matanya saat mendengar Caca berkata kasar.

Flashback on

''Caca ntar lo lakuian apa yang gue ucapan ya''. Caca menatap Tika lalu menagguk mendengar perintah Tika.

Lagian, Caca sudah menganggap Tika sebagai Saudranya sendiri.

''Ntar kalo abang abang lo atau temen temen yang lain ngapain Lo jalang atau Lonte, lo harus bilang gini''.

''JALANG MATAMU''. Ucap Tika dengan penuh penekanan. Ia berharap anak didiknya ini akan menjadi sepertinya yang baik hati, Tidak toxic dan terpenting paling Kalem.

''Jalang apaan Tika?''. Tanya Caca tak paham.

''Jalang itu, orang yang suka anu anu sama Om om, terus dapet duit''. Caca mengangguk paham, dia bukanlah anak polos yang tidak mengerti maksud anu anu'. Tentu Tika sudah menjelaskan kepada Caca.

''Sip, bentar lagi lo bakal jadi kek gue yang pemalu, baik hati tidak sombong, dan tentunya kalem''. Ucap Tika bangga menepuk dadanya sendiri.

Flashback off.

''Shit, siapa yang ngajarin lo ngomong gitu?''. Sentak Fahmi mendekat ke Arah Caca.

''Weh stop. Jaga jarak bro''. Andra menarik Caca kebelakang sama Fahmi mendekat.

''LO APA APAAN! GAK USAH IKUT CAMPUR!''. Sentak Fahmi melepaskan cekalan tangan Andra.

''Lu siapanya Clazzora? Sampe segitu nya!''. Bintang tersenyum remeh menatap Fahmi.

''Gue pacaran Clazzora, lo semua gak usah ikut campur''. Terkejut? Tentu. Mereka terkejut atas pengakuan Fahmi. Bintang hanya tersenyum remeh, rencananya memancing Fahmi sangatlah mudah.

''Lo tunangannya Ayra kalo lupa''. Benua berkata sinis menatap Fahmi.

Caca kembali terpukul mendengar satu fakta yang mengejutkan.

Ia melepas kalung yang Fahmi berikan dan mengembalikannya ke Fahmi. Ia meletakkan kalung itu di tangan Kanan fahmi kemudian ia memggenggam nya.

''Fahmi kalo nggak bisa janji nggak usah janji dong''. Kekeh Caca menahan air mata yang akan menetes.

''Fahmi langgeng ya sama kak Ayra, moga lancar sampe hari H''. Lanjut nya mengusap air mata yang menetes.

''Ntar jangan sedih ya kalo Fahmi salah milih, itu semua udah keputusan yang Fahmi Ambil''.

''Jagain kak Ayra, jangan bikin kak Ayra sedih''.

Caca memeluk Fahmi ia meneteskan air mata nya. '' Ini pelukan terakhir dari Caca''. Ucap Caca.

Caca berjinjit untuk menyesuaikan tinggi nya dnegan fahmi. '' Makasih buat semua waktunya, Happy terus. Kenangan fahmi tetep Caca simpen di lubuk hati Caca yang paling dalam. Thanks Pami''. Bisik Caca, ia berlari meninggalkan Fahmi yang mematung.

Alarik dan Sean mengejar Caca yang sudah berlari jauh.

''Hiks Fahmi jahat hiks hiks..''.

Caca menagis sesegukan di bawah pohon besar, ia benar benar merasakan rasanya di hianati oleh orang yang benar benar ia cinta.

Caca menatap gelang yang pernah diberikan jiwa Caca asli sewaktu mereka di panti Asuhan.

Ia mengusap lembut gelang itu. '' jadi Caca itu sulit ya, Achel nggak mau, Achel Mau bunda panti. Achel lebih pilih tinggal di panti Asuhan dari pada di kerajaan yang mirip dengan penjara''. Tangis Caca yang berjiwa Achel.

''Caca aja nggak kuat, apalagi Achel''. Ucapnya lagi.

''Caca!''. Teriak seseorang memanggil manggil namanya.

Nampak dua orang lelaki berlari kearahnya.

''Lo gak papa?''. Tanya Orang itu.

''Nggak, Caca nggak papa''. Jawab Caca.

''Pria itu langsung memeluk Caca. Caca mematung untuk sesaat. Dia adalah pria yang membencinya pertama kali. Ah, Achel tau alasan Caca begitu mencintai pria ini.

'Ngeliat lo sama yang lain ternyata sakit ya ca'. Batin pria satunya yang melihat kedua orang itu berpelukan.

''Gue khawatir Ca, lain kali jangan gitu''. Ucap pria itu mengusap kelopak mata Caca.

''M-maafin Caca Al, Caca nggak bermaksud bikin kalian panik''.

''Udah gak papa, sekarang lo gak usah pikiran Cowok bajing*n itu''. Alarik mengepalkan tangannya mengingat perilaku Fahmi ke Caca.

Sean menghampiri Caca '' Sekarang kita harus fokus buat ngebongkar semua kebusukan keluarga lo''. Ucap Sean.

''Kebusukan? Maksudnya?''. Tanya Alarik tak paham.

Sean menjelaskan sesekali mengusap bahu Caca yang bergetar.

''Memang keluaraga biadap'' sinisnya. ''gue mau ikutan bantu lo ''. Lanjut Alarik dengan semangat yang berkobar.

''Misi kita di mulai dari sekarang''. Ucap Caca dengan smiriknya.

''Gue bakal bantu lo buat berubah''. Lanjut Sean.

Jangan lupaa votee sama komennyaa wehh!

Kira² Caca bakal berubah kayak gimana ya?

So pantengin terus.

My Transmigrasi [Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang