Boneka

643 71 35
                                    

Yang ga komen, kita musuhan. 😠
.
.
.

Hari demi hari para kontestan lewati hingga sampai saat ini sudah tersisa 8 besar untuk melaju ke babak selanjutnya. Kini, kedelapan finalis tengah bersiap untuk menampilkan penampilan terbaik mereka untuk semua penggemar yang telah setia memberi dukungan.

"Deg-degan banget gila udah top 8!" Ujar Tiara sembari merasa gugup di belakang panggung. Ia terus memegangi hatinya yang selalu berdetak tak karuan.

"Bisa Ti, bismillah!" Age mengingatkan Tiara yang membuat Tiara melafalkan lafadz bismillah tersebut pelan.

"Makasih Kak Age!"

Lain halnya dengan Mahalini, ia kini tengah duduk di kursi panjang untuk menunggu giliran tampil setelah Lyodra.

"Tuhan, tolong." Ucap Mahalini dalam hatinya, berdoa meminta kelancaran untuk penampilannya malam ini, mengingat kemarin ia berada di posisi tak aman, ditambah lagi, ada beberapa komentar dewan juri yang buruk tentang penampilannya. Mahalini semakin resah kala mendengar Lyodra telah selesai bernyanyi, dan kini waktunya ia diberi penilaian. Ditambah lagi, hawa dingin dari penyejuk ruangan, semakin menambah kegugupannya sekarang.

"Kak Lini."

Seseorang memanggil Mahalini, Mahalini jelas mengetahui suara tersebut. Benar saja, berdiri Nuca yang sudah rapi dengan balutan jas hitam di tubuhnya, ditambah tatanan rambut hitam nya yang semakin menambah kesan gentle padanya.

"Iya, Nuc?" Tanya Mahalini dengan tersenyum, berusaha tak menunjukkan kegugupan yang ia rasakan sekarang.

"Kak Lini,"

Mahalini menunggu kelanjutan kalimat dari mulut Nuca, Nuca dengan perasaan yang sedikit gugup berusaha untuk melanjutkan kalimatnya yang terpotong.

"Semangat Kak Lini tampilnya, good luck!"

Deg

Entah apa yang kini Mahalini rasakan, ia merasakan ada getaran yang menjalar memasuki relung hatinya kali ini. Getaran yang tak pernah ia dapati sebelumya. Mahalini beranjak dari posisi duduknya, berdiri di hadapan Nuca.

Selanjutnya, dengan refleks, Mahalini memeluk tubuh Nuca di hadapannya, yang tentunya membuat Nuca diam tak bergeming merasakan hangatnya dekapan Mahalini.

"Makasih, Nuc." Ujar Mahalini dalam dekapan itu sembari tersenyum, walau Nuca tak melihatnya.

Merasakan tak ada balasan dari Nuca, Mahalini dengan cepat melepaskan pelukannya, merasa tak enak pada Nuca. Ia berpikir, bahwa Nuca tak menyukai tindakannya barusan yang memeluk dirinya secara tiba-tiba.

"Eh maaf ya Nuc, sorry." Mahalini dengan nada tak enak, menundukkan kepalanya malu atas sikap spontan yang ia lakukan tadi.

"Gapapa kak, santai." Nuca membalasnya dengan santai, tak begitu mempermasalahkan hal tersebut. Namun, juga tak bisa disembunyikan lagi, ia merasakan detak jantungnya yang tak lagi normal kali ini sehabis berpelukan tadi.

"Hm Nuc,"

Nuca mendongak, melihat Mahalini ketika mendengar namanya dipanggil. Dengan menghilangkan segala rasa malu yang ia punya, Mahalini terlebih dahulu meminta izin pada Nuca untuk kembali memeluknya.

"Boleh ga aku peluk kamu lagi?" Pinta Mahalini, kali ini dengan meminta izin untuk kembali memeluk laki-laki di hadapannya sekarang. Tanpa membalas pertanyaan Mahalini, Nuca langsung membawa Mahalini ke dekapannya, mengelus rambut rambut Mahalini yang tengah di biarkan terurai, sedikit membuat Nuca dapat menghirup aroma harum dari rambut Mahalini.

Mahalini tak tahu harus bagaimana lagi ia sembunyikan rasa bahagianya sekarang. Gemuruh di hatinya kini semakin bertambah kala Nuca membisikkan sesuatu dalam dekapan itu.

I Still Love You (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang