Home

735 72 38
                                    

Senin, 14 April 2025

"Thank you so much, guys! Makasih untuk seluruh support nya untuk Nuca selama ini, alhamdulilah ini konser Nuca yang kelima untuk tahun ini,"

"Suatu mimpi yang pernah Nuca ucapkan, sekarang jadi kenyataan, Nuca ga akan bisa sampai titik ini, kalau tanpa kalian,"

"Sekali lagi, terima kasih banyak semua."

Prok prok prok!

"Nucaaaa!"

"Nucaaa!"

"Nucaaa ganteng milik akuuu!"

"Nucaaaa kapan pulang ke rumah? Anak kita nungguin!"

"Huuuu! Ngarep!"

Riuh ribuan penonton mengisi stadion tempat Nuca melaksanakan konser nya yang kelima ini. Setelah melambaikan tangan ke arah puluhan ribu penggemar nya yang datang dari berbagai daerah bahkan luar negeri, kini Nuca berbalik badan dan berjalan menuju belakang panggung. Ia merasa sangat lelah setelah seharian menyanyikan 3 buah album solo nya.

Cklek

Nuca lalu duduk dan menyenderkan kepalanya di senderan kursi, memijat kepalanya yang terasa pening saat ini. Ia bahagia, sangat bahagia. Inilah yang ia harapkan selama ini, bisa tampil membawakan lagu-lagu buatannya di depan ribuan bahkan puluhan ribu orang.

Nuca menarik nafasnya dalam-dalam, sedikit berat kali ini. Sama saja. Ia masih merasa kosong. Hatinya seakan-akan hampa akan hal apapun. Entah apa yang sebenarnya membuat Nuca merasakan hal demikian.

Cklek

"Nuc!"

Axel datang dengan membawa beberapa bunga juga hadiah-hadiah yang ditujukan untuk Nuca, pemberian-pemberian dari penggemar Nuca. Nuca beranjak dan membantu sang kakak untuk membawakan hadiah-hadiah tersebut.

Nuca memerhatikan satu hadiah yang  menarik perhatiannya. Sebuah buku berjudul Pulang, karya salah satu penulis ternama di tahun ini. Disana tak dilampirkan siapa pengirim dari buku tersebut, hanya sebuah kertas kecil bertuliskan Home will always be home.

Siapa yang mengirim ini untuknya?

Tapi Nuca tak mau berlarut-larut memikirkan hal ini. Baginya ini adalah satu hal yang biasa, menerima banyak hadiah yang memang terkadang random dan tak menentu dari para penggemarnya.

Setelah selesai beres-beres perlengkapan manggung, kini Nuca sudah berada didalam mobil, dengan Axel di sebelahnya yang tengah menyetir menuju rumah pribadi milik Nuca. Nuca teringat suatu barang pemberian fans tadi, sebuah buku yang berjudul Pulang, dan ia memilih untuk membaca terlebih dahulu buku tersebut.

Terdapat sebuah quote yang berada di lembar pertama dari buku tersebut.

Sejauh apapun kamu melangkah, biarkan aku menjadi orang yang membawamu pulang.

Nuca merasa tak asing dengan kalimat itu. Otaknya kini berusaha mengingat-ingat kutipan kalimat ini, sebelum Axel membuyarkan lamunannya.

"Hayo, mikirin apa?"

Axel menepuk pelan paha Nuca, membuat Nuca menatap Axel dengan tajam.

"Nuc, kamu tuh ya, duit banyak, karir enak, fans bejibun, kuliah juga cuma bentar terus cumlaude,"

"Koyok opo ngono yang kurang, Nuc Nuc? Wis nikah ngono loh, Nuc!"

Nuca menghantam kepala Axel dengan buku di genggaman tangannya, merasa kesal akan pertanyaan sang kakak yang tak pernah berubah.

I Still Love You (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang