Jakarta, Minggu, 25 Mei 2025
"Ti, aku beneran yang deg-degan banget asli!"
Mahalini sedari tadi tak berhenti menggenggam erat tangan milik Tiara, menyalurkan rasa gugupnya disana.
"Paham Lin, paham!"
"Istighfar Lin, gapapa, everything will be okay,"
"Tapi takut, Ti! Aku deg-degan parah! Kalo nanti Nuca ga lancar ngomongnya gimana? Kan yang nonton ga cuma keluarga, tapi disiarin langsung juga di TV? Kalo dia kagok gimana-
"Heee! Udah ah! Ga boleh otak mu OT terus, Lin! Semuanya akan berjalan lancar, tenang!" Tiara mengusap-usap punggung Mahalini yang kini sudah terbalut dengan kebaya, memberikan usapan penenang pada sahabatnya itu.
"Bismillah Lin, akan lancar."
"Bismillah, aamiin."
Cklek
Ugek melongok dari pintu masuk, membuat Tiara menoleh dan Mahalini hanya melihat pantulan sang kakak ipar dari cermin di hadapannya ini.
"Gek, udah beres?"
"Ini wartawan-wartawan udah mulai dateng, mereka lagi setting kamera segala macem, 5 menit lagi kita turun ya,"
"Nanti kamu bareng sama Jody, Ka Dion, sama papa,"
"Prepare ya gek, dikit lagi, inget!"
Ugek lalu segera menutup pintunya dan kembali meninggalkan Mahalini juga Tiara berdua.
"Noh kan, Ti! Udah dikit lagi ih! Aku takut banget!"
"Bisa Lin bisa-
Cklek
"Lini, langsung ayo!"
Vina segera memasuki ruangan dan berniat membantu Mahalini turun dari atas menuju bawah, yang juga dibantu oleh Tiara dan Ugek.
Setelah itu, Jody dan Dion juga Papa Gede berjalan beriringan di belakang Tiara, Ugek dan juga Vina yang membantu Mahalini berjalan. Mereka mulai memasuki area masjid dengan diiringi oleh musik yang khidmat juga sambutan yang dipimpin oleh dua pembawa acara tersohor.
Setelah sampai dan duduk di kursi dekat Nuca, Mahalini dibantu oleh Vina menduduki kursi tersebut dengan perlahan. Kemudian setelah itu, dirasa sudah cukup, penghulu yang merupakan salah satu ustadz ternama di Indonesia, mulai melantunkan doa doa dengan khusyuk. Baik Nuca maupun Mahalini kini tengah mengadahkan tangan mereka, mengaminkan tiap doa demi doa yang terlantun dari bibir sang ustadz.
Mahalini harus berkali-kali mengelap air matanya yang menetes dengan sebuah tisu yang tadi sempat diberikan oleh Ugek, mengingat ia pasti akan menangis sesenggukan sepanjang acara. Papa Gede yang juga berada di hadapan Mahalini, tepatnya di sebelah wali hakim, turut meneteskan air matanya mengingat hari ini, ia akan melepaskan putri bungsunya pada Nuca.
Para keluarga baik dari Mahalini maupun Nuca berkumpul memenuhi area masjid, wartawan-wartawan dari beberapa televisi, teman-teman serta penggemar ikut menyaksikan betapa mengharukannya acara penyatuan dua insan ini. Banyak para tamu undangan yang juga ikut meneteskan air mata, sebab mengetahui bagaimana susahnya perjuangan menyatukan cinta mereka.
Setelah melantunkan doa doa serta beberapa ayat suci Al-Quran, kini penghulu bersiap menjabat tangan Nuca. Nuca dengan lantang dan tak gentar, menerima jabatan tangan dari penghulu walau dengan hati yang penuh rasa gugup.
"Bismillahirrahmanirrahim,"
"Saudara, Muhammad Raja Giannuca Putra bin Muhammad Fachruddin,"
"Saya nikah dan kawinkan kamu dengan Ni Luh Ketut Mahalini Ayu Raharja binti I Gede Suraharja, dengan mas kawin seperangkat alat shalat serta uang tunai senilai 100.000 USD, dibayar tunai!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Still Love You (On Going)
AçãoBercerita tentang dua orang yang menjalin hubungan, namun pada suatu hari keduanya berpisah dikarenakan salah satu pihak diantara keduanya memilih untuk mengakhiri kisah mereka. Entah memang suratan takdir yang bergerak, atau memang kehendak Tuhan...