Video Call

854 64 61
                                    

Nuca belum tertidur. Matanya masih terbuka lebar menatap langit-langit kamarnya. Ia tengah sibuk bergelut dengan pemikirannya sendiri. Entah apa yang ia tengah rasakan, namun yang jelas kini ia tengah diambang kebingungan. Bingung atas apa yang seharusnya ia rasakan. Di satu sisi, ia senang karena kembali merilis single keduanya di tahun ini, dan di sisi yang lain, ia sedikit merasakan perbedaan antara dahulu ketika ia merilis single duet bersama Mahalini dan sekarang bersama Shakira. Entahlah. Ia pun juga terkadang bingung atas dirinya sendiri.

Nuca bangun dari posisi tidurnya, bangkit dan melangkahkan kakinya menuju ke arah laci yang berada tepat di samping kasur tidurnya. Tangannya membuka laci tersebut, dan ia pun mencari sesuatu disana. Entah apa yang tengah ia cari, namun kini Nuca sampai harus membungkukkan badannya mencari barang tersebut. Sampai pada akhirnya, ia berhasil mendapatkan barang yang ia cari sejak tadi. Nuca mengeluarkan sebuah bingkai foto dirinya bersama Mahalini yang pernah diberikan oleh Mahalini padanya setahun lalu, sedikit sudah berdebu karena ia simpan didalam laci.

Nuca membawa bingkai foto tersebut dan lalu duduk kembali diatas kasurnya. Nuca kemudian mengambil sehelai tisu untuk mengusap debu-debu halus yang terdapat pada bingkai foto tersebut, mengelapnya hingga kembali bersih. Kemudian, ia tatap bingkai foto tersebut lamat-lamat. Sebuah foto yang ditangkap oleh Ola, kala mereka tengah bersama-sama memandang pemandangan sunset di sore hari dengan Mahalini yang melingkarkan tangannya di lengan Nuca, dan mereka memilih untuk tak mengunggah foto tersebut kemana pun. Hati Nuca berdesir kala melihat betapa dirinya sangat bahagia bisa bersama Mahalini. Rasa-rasanya sangat tak pantas jika Nuca meminta pada yang Kuasa agar waktu dapat terulang kembali, berharap ia ingin memperbaiki semuanya. Nuca menghela nafasnya panjang memikirkan itu semua. Ia pun kembali merebahkan dirinya, dan tak lama, secara tak sadar, ia pun terlelap.

Didalam mimpi Nuca...

Nuca secara tiba-tiba sudah berada di sebuah padang rumput yang luas berwarna hijau. Mata Nuca memicing, karena tak pernah melihat tempat itu sebelumnya. Di tengah kebingungannya, ia pun memutuskan untuk duduk di sebuah bangku panjang yang berada di tengah-tengah taman itu, sembari masih berpikir dimanakah ia berada.

Sampai secara tiba-tiba, ia dikejutkan oleh suara yang memanggil namanya dari belakang, membuat Nuca otomatis menoleh ke sumber suara.

"Hai, Nuca."

Nuca menatap seseorang di hadapannya dengan tatapan sangat tidak percaya. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, mendiang Mama Serini yang memakai baju berwarna putih dengan rambut yang dicepol keatas, tampak cantik dan bersinar. Nuca masih diambang kebingungan apakah itu benar Mama Serini atau hanyalah khayalan nya saja. Mama Serini berjalan mendekat ke arah Nuca, lalu kemudian duduk di bangku panjang sebelahnya, dengan Nuca yang masih diam dengan pemikirannya sendiri.

Di tengah-tengah kebingungannya, Mama Serini memegang pundak Nuca membuat Nuca jelas semakin terkejut dibuatnya.

"Nuca, apa kabar?" Tanya Mama Serini pada Nuca, Nuca bingung harus menjawab atau tidak. Pasalnya, baru ini ia merasakan hal seperti ini.

"Kok ga dijawab, Nuc?"

"Nuca kaget, ya?"

Mama Serini tersenyum lembut ke arah Nuca, berusaha memaklumi Nuca yang sepertinya masih terkejut melihat kedatangannya.

"Ga usah takut Nuca, ini tante kok,"

"Tante Rini."

Hati Nuca semakin berdegup tak karuan. Ia kini semakin dibuat tak percaya mendengar jawaban tersebut.

"Nuca baru rilis single baru ya sama Shakira ?"

Deg

"Nuca keren, hebat." Mama Serini mengusap lembut rambut panjang nan tebal milik Nuca itu.

I Still Love You (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang