Berjarak

620 58 14
                                    

"Aaaa! Ga mau ditinggal mamayini! Ga mau pokoknya, ga mau!" Ziva merengek dengan tangis, yang tak merelakan kepergian Mahalini untuk pulang ke Bali, meninggalkan para kontestan yang tersisa, ia memeluk Mahalini dengan eratnya.

"Hush! Ih, Ziv! Nanti juga ketemu lagi sih!" Balas Mahalini yang sedikit risih karena rengekan Ziva, selain itu, karena itu kini mereka jadi pusat perhatian orang-orang yang melewati mereka.

"Ya tapi kan ga rela, mamayini! Nanti kalo aku makannya ga abis, yang abisin siapa coba kalo bukan mamayini?" Tambah Ziva lagi, kini dengan nada sesegukan.

"Heh, Ziv! Gantian!" Tiara meminta Ziva untuk segera menyudahi pelukannya, agar ia dapat bergantian memeluk Mahalini, mengucapkan salam perpisahan pada sahabatnya itu.

"Lin." Tiara yang terbilang cukup dekat dengan Mahalini itu pun juga merasakan sedih kala mengetahui Mahalini akan pulang ke tempat asalnya, yaitu Bali.

"Yang semangat ya Ti, aku doain dari jauh." Mahalini mengelus rambut Tiara, menyemangati Tiara untuk melanjutkan perjuangannya menjadi penyanyi yang juga merupakan impiannya sedari kecil.

"Pasti Lin, kamu juga ya!"

"Kak Lin!"

Lyodra bergantian memeluk Mahalini, juga dengan tangisan kecil. Walaupun mereka tak terlalu dekat, dikarenakan Lyodra yang kurang terbuka pada Mahalini, namun tak bisa diragukan lagi rasa kehilangan di antara keduanya pun tetap ada.

"Ly, baik-baik disini! Semangat, Ly!" Ujar Mahalini menyemangati Lyodra dengan berbisik di telinga Lyodra, memberi dorongan semangat untuk gadis berasal dari Medan itu.

"Pasti kak, doain aku terus ya, kak!"

"Gantian, Ly! Sekarang cowok nya!" Ziva mengompori Mahalini dan Nuca, membuat Lyodra dengan cepat melepas pelukan tersebut, untuk memberi kesempatan bagi Nuca.

"Yok pergi, yok!" Tiara menarik tangan Ziva dan Lyodra meninggalkan Mahalini juga Nuca berdua. Tak berapa lama pun, kini keduanya berada di situasi canggung, sama-sama bingung ingin memulai darimana.

"Nuc,"

Mahalini terlebih dulu membuka suara, meski dengan kecanggungan yang melanda di antara keduanya sekarang.

"Aku pulang ke Bali ya, kamu baik-baik disini."

Mahalini dengan mata yang sedikit berair, mengucapkan kalimat tersebut dengan menunduk, tak kuasa menatap wajah Nuca yang tampaknya juga sedih mengetahui Mahalini akan pulang.

"Iya kak, pasti."

Mahalini hanya bisa mendengus dalam hati mengetahui jawaban yang Nuca berikan. Sejujurnya, ia sangat mengharapkan Nuca menjawab lebih dari itu. Namun apa boleh diperbuat, Nuca memanglah seperti itu.

"Aku duluan, assalamualaikum."

Tak melihat reaksi apapun yang Nuca beri, Mahalini memutuskan untuk pergi meninggalkan Nuca di ruangan tersebut. Tanpa Mahalini ketahui, sebenarnya Nuca pun sedikit tak rela Mahalini akan pergi. Namun, ego yang tinggi, mengalahkan kemampuan untuk mengungkapkan hal itu.

"Waalaikumsalam." Nuca membalas dengan helaan nafas panjang, setelah melihat Mahalini yang telah berjalan ke arah pintu untuk keluar.

******

"Nuca, yang fokus dong! Dari tadi kenapa vibra mu ga nyampe?" Protes Tiara pada Nuca yang sedari tadi tampak tak bersemangat berlatih vokal.

"Maaf Ti, aku ulang lagi." Nuca yang menyadari kesalahannya pun meminta maaf pada teman-temannya yang lain.

"Gapapa sih Ti, santai aja! Nanti juga pas part Nuca di bantu sama backing vocal, emang lagi kenapa sih, bah?" Tanya Ziva sedikit penasaran, karena Nuca seperti tak biasanya salah berulang kali dalam latihan.

I Still Love You (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang