CIEEEE KAGETTT🤪🤪🤪
.
.
."Eh? Kok ada mobil bude pakde, mas Ka?" Mama Angke bersuara dengan sedikit melongok keluar kaca mobil, menatap ke halaman rumahnya yang kini terdapat dua mobil yang jelas tak asing baginya.
Setelah Nuca memarkirkan mobilnya, Mama Angke dengan cepat segera masuk kedalam rumahnya, tak lupa ia juga membangunkan Drea yang sebelumnya sempat terlelap karena lelah. Sedangkan Mahalini juga Nuca kini masih duduk berdiam di mobil sembari melepaskan sabuk pengaman yang masih melingkar di pinggang keduanya.
"Nuc? Rame ya di dalem?" Tanya Mahalini, sedikit terdengar gugup.
"Kayanya, aku aja ga tau kalo bude pakde aku dateng,"
"Kenapa? Deg-degan ya?" Nuca berusaha menebak sembari mencairkan suasana, sedikit menertawai Mahalini yang raut wajahnya terlihat gugup, namun baginya sangatlah lucu. Mahalini membalas ledekan Nuca dengan menatapnya garang.
Sebelum keduanya keluar dari mobil, Mahalini menyempatkan diri untuk mengecek terlebih dahulu penampilannya. Ia melihat ke bawah, menatap celana jeans berwarna biru yang sedikit ketat, lalu kaos oblong berwarna hitam yang ia kenakan dilapis dengan outer putih garis-garis, setelahnya ia menelan air liurnya sendiri. Nuca menoleh melihat Mahalini yang tampak terdiam mematung.
"Kenapa diem?"
Mahalini lalu mendongak.
"Nuc, celana ku ketat gini, gapapa? Ada siapa aja, Nuc? Apa aku pulang aja, ya?" Mahalini langsung memberondong Nuca dengan beberapa pertanyaan yang membuat Nuca kebingungan harus menjawab yang mana terlebih dulu.
Nuca tertawa. Ia jelas sudah hafal dengan tabiat Mahalini yang jika gugup menjadi seperti ini. Nuca lalu merapikan sedikit rambut Mahalini ke belakang telinganya.
"Satu satu Lini kalo ngomong."
"Ih! Ga bisa Nuc! Aku tuh takut banget!" Mahalini dengan setengah frustasi berdecak menatap ke arah Nuca yang malah terlihat santai.
"Nuc? Bagi kamu ini sopan ga aku pake gini?" Mahalini meminta pendapat dari Nuca. Nuca melihat tak ada yang salah dengan apa yang Mahalini kenakan.
"Sopan sopan aja kok,"
"Kenapa emang?"
Mahalini kemudian berpikir sejenak sebelum akhirnya ia mendapatkan ide.
"Nuc, kamu keluar mobil dulu bentar, aku susul nanti."
Nuca tak banyak berbicara, dan segera menuruti perkataan Mahalini. Ia pun lalu keluar dari mobil mendahului Mahalini. Sedangkan Mahalini kini tengah mengancingkan kancing kancing outer nya yang sebelumnya ia biarkan terbuka. Dan tak lupa, ia kuncir rambutnya menggunakan sebuah ikatan rambut agar terlihat rapi dan tak berantakan, kemudian terakhir, ia semprotkan parfum ke tubuhnya. Setelah itu, ia segera keluar mobil untuk menghampiri Nuca.
"Dah yuk Nuc masuk!"
Nuca terkesima atas kecantikan dari Mahalini untuk sepersekian detik. Dirinya memang sangat senang jika melihat Mahalini menguncir rambutnya dibandingkan terurai, namun ia memang selalu menerima Mahalini apa adanya. Apapun yang menyangkut Mahalini, Nuca pasti menyukainya.
"Jangan kayak gitu sih Nuc ngeliat aku nya, aku tau aku ga bagus kalo di kuncir gini Nuc, apa di buka aja lagi ya--
"Jangan!" Nuca dengan cepat menahan tangan Mahalini yang ingin melepas kunciran rambutnya, sedikit membuat Mahalini terkejut.
"Begini aja cantik kok Lin,"
"Aku suka."
Mahalini dibuat terbang oleh Nuca sekarang, pasalnya jarang sekali laki-laki dingin di hadapannya ini memuji dirinya apalagi masalah penampilan. Karena kerap kali dirinya meminta pendapat masalah penampilan, yang Nuca beri hanyalah sebuah kata "bagus" atau "cocok".
KAMU SEDANG MEMBACA
I Still Love You (On Going)
AçãoBercerita tentang dua orang yang menjalin hubungan, namun pada suatu hari keduanya berpisah dikarenakan salah satu pihak diantara keduanya memilih untuk mengakhiri kisah mereka. Entah memang suratan takdir yang bergerak, atau memang kehendak Tuhan...