Bagian 40

474 49 14
                                    

Setelah beberapa lama jalan, akhirnya hari mengantar putri ke rumahnya. Di sana, ada ridwan yang hendak masuk kedalam rumahnya, berhenti ketika melihat putri yang diantar oleh hari.

Ridwan: "Wih, yang dari jalan gak ngajak-ngajak nih".

Hari: "Iya dong wan, lo gak perlu diajakin. Hahaha".

Putri: "Ngapain juga bang uwan mau ikut".

Ridwan: "Ya, siapa tau ada traktiran gitu. Ya kan".

Hari: "Gak ada, khusus buat putri aja, hehehe".

Ridwan: "Gak gue restuin lu nanti". Hari hanya tertawa mendengar perkataan ridwan itu.

Hari: "Udahlah gue mau pulang dulu".

Putri: "Gak masuk dulu ri".

Hari: "Gak ah, kakak iparnya galak".

Ridwan: "Gue tampol lu ya nanti". Hari pun masuk kedalam mobilnya kemudian meninggalkan rumah putri.

•••

Gunawan sedang berada di sebuah minimarket hendak belanja kebutuhannya. Namun, ia bertemu inara disana.

Inara: "Eh gunawan, kamu disini juga ya".

Gunawan: "Iya, kamu juga disini ternyata".

Inara: "Wah, ternyata kita sama, jangan-jangan kita...".

Gunawan: "Kebetulan doang kok". Sembari mengarah ke arah barang-barang disana.

Inara: "Kok kebetulan, tapi kebetulan-kebetulan itu yang membawa kita jadi satu kan". Inara sangat centil mengatakan itu membuat gunawan risih bahkan ia mendekati gunawan.

Inara: "Mau aku temenin belanja gak, aku juga sendirian nih gak ada yang temenin".

Gunawan: "Gak perlu inara". Sambil berjalan mengamati barang-barang yang tersusun disana.

Inara: "Kamu masih marah ya soal aku gagalin duet kamu sama rara, maaf sekali lagi ya, aku tuh cuma gak mau kalo ada yang lain yang deketin kamu".

Gunawan: "Gak usah diungkit lagi, aku udah lupain itu". Sembari masih berjalan keliling. Inara juga masih mengikuti.

Inara: "Berarti kamu udah maafin aku dong, iya kan".

Gunawan: "Iya".

Inara: "Makasih ya gunawan, aku udah dimaafin". Sembari mendekat dengan merangkul tangan gunawan yang mendorong troli. Gunawan terlihat risih.

Sementara di arah kasir, ada rara dan jirayut yang hendak membayar belanjaannya.

Jirayut: "Kak yaya, tambah satu lagi coklat ya, dua, eh engga tiga deh biar nanti ada yang bisa dimakan".

Rara: "Ayut, gak boleh nanti sakit gigi. Mau dimarahin sama mami apa".

Jirayut: "Jangan kasi tau mamilah biar ayut gak dimarahin. Ya kak, sekali ini aja". Jirayut memohon pada rara.

Rara: "Yaudah, tapi kalo sakit gigi jangan nangis lagi, ntar aku tampol kalo nangis".

Jirayut: "Nggak kok, ayut kan lelaki sejati. Gak akan nangis". Sembari berlari dengan manja menuju ke tempat coklat. Ia sangat kegirangan. Sementara rara sedang membayar belanjaannya di kasir.

Rara: "Ayut, tadi bilangnya tiga kenapa ambilnya lima".

Jirayut: "Maaf kak, ayut suka banget sama coklat jadi lima lah ya,hehehe".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Next StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang