Berapa kalipun Giselle memahami soal ini, ia tidak kunjung juga mengetahui bagaimana cara mengerjakannya. Sudah lembaran kesekian kertas untuk coretannya dia coba cocokan pada rumus dan pada akhirnya tidak ada satu pun jawabanya di pilihan jawaban. Walau ini bukan tugas yang harus dikumpulkan sekarang tapi rasanya jika nanti pun ia kerjakan Giselle tetap tidak bisa juga menyelesaikan soal ini.
Nadeen yang merasa kegusaran teman sebangkunya-Giselle, ia langsung menoleh ke arah perempuan itu.
"Kenapa?" Tanya Nadeen
Giselle yang merasa ditegur langsung ikut menoleh ke arah Nadeen, "Nggak kok" jawab Giselle
"Ooh, kalau lo perlu bantuan bilang aja" ucap Nadeen
Nadeen sempat melihat soal-soal fisika yang menjadi alasan kegusaran Giselle itu.
Helaan nafas Giselle berhasil menarik kembali perhatian Nadeen. Kali ini Nadeen menarik buku Giselle.
"Kalau lo bingung lo bisa tanya gue" ucap Nadeen
Nadeen langsung melingkari jawabannya
"Lo tau gimana caranya?"
"Ini mudah Gi"
"Mudah?"
"Iya"
"Tinggal gini"
Nadeen menuliskan rangkaian rumus di buku Giselle. Tangan Nadeen dengan mudah menulis angka dan rumus. Raut wajah Nadeen juga gak menunjukan kebingungan seakan Nadeen sudah hapal sekali dengan prosesnya.
"Gimana ngerti?" Tanya Nadeen
Mulut Giselle sedikit terbuka dan langsung melihat Nadeen, "Lo les dimana?"
"Les?"
"Iya. Les dimana?"
"Gue gak les?"
"Gue tau lo pintar, tapi gue gak nyangka lo bakal semudah itu jawab"
"Memang mudah Gi"
"Bahkan guru les gue gak secepat itu dapat jawabannya" ucap Giselle
"Gue gak les, tapi ada yang bantu gue belajar"
"Siapa?!"
"Uhm. Kakak gue"
"Lo punya Kakak?!"
"Bukan kakak kandung"
"Gue boleh ikut lo belajar sama kakak lo nggak"
Sejak Wanda mengurus anak-anak panti, Nadeen mulai dibantu Wanda dalam belajar. Kakaknya itu benar-benar genius, jika Wanda mau dia bisa perusahaan besar tapi perempuan itu justru memilih membantu mengurus panti asuhan.
"Ha?"
"Boleh gak?"
"Tapi-"
"Gue bayar kok"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFRIEND
FanficGiselle really thought she was the one. But before it started, Giselle knew that Nadeen was the best liar she had ever known.