Giselle tidak habis pikir kenapa bisa Papanya mengirim anak intern untuk bekerja dengannya. Pagi-pagi 4 anak intern ini sudah berbaris menunggunya di depan ruangan. Setelah ditanya ternyata manager HR menempat mereka di kantor direktur.
"Kalian tunggu disini" ucap Giselle kepada 4 anak intern ini
Giselle bergegas ke ruangan Papanya yang berada satu lantai di atasnya. Sapaan karyawan yang Giselle lewati hanya dibalas seadannya. Dia ingin protes besar kepada CEO Sadajiwa Group itu.
"Bapak Mikhael ada di dalam?" Tanya Giselle pada sekretaris Papanya
"Ada Bu, tapi ada tamu di dalam" jawabnya
"Siapa?"
"Bapak Haven"
Tanpa pikir panjang Giselle langsung masuk ke ruangan Mikhael tanpa salam atau sejenisnya. Mikhael dan Haven yang tadinya sedang berbincang-bincang langsung terkejut karena aksi yang menerobos pintu.
"PAK MIKHAEL!"
Mikhael mengerutkan keningnya karena heran melihat Giselle datang-datang dan memanggilnya dengan suara yang tinggi.
"Kenapa Giselle?"
"Pak Mikhael bercanda masukan anak intern ke tim saya?"
"Ooh itu, lumayan kamu bisa belajar untuk mengajarkan karyawan"
"Pak! Mereka anak magang yang masih kuliah, gimana bisa kerja di kantor direktur"
"Kamu ngeremehin anak magang"
Giselle berkacak pinggang sambil menatap sebal Mikhael, "Saya gak maksud meremehkan siapapun, tapi proyek saya harusnya bapak memasukan orang profesioanal atau paling nggak karyawan yang berpengalaman"
Mikhael tersenyum tipis, "Anggap aja itu salah satu proses untuk mengembangkan jiwa kepimpinan kamu"
Mulut Giselle sedikit terbuka, dia masuk tidak percaya Papa tercintanya menjawab seperti itu. Giselle mengalihkan pandangannya pada Haven yang sejak tadi hanya menyimak sambil tersenyum miring.
"Dia, kenapa Bapak memberikan team profesional ke dia." Tunjuk Giselle pada Haven
Mikhael menghela nafasnya, "Giselle lebih baik sekarang kamu kembali ke ruangan kamu. Ini semua sudah keputusan perusahaan baik untuk team kamu dan Haven" jawab Mikhael
Giselle mengepalkan tangannya dan langsung berbalik badan tanpa pamit. Dia kepalang kesal, apa maksud Papanya begitu. Padahal jelas anaknya itu dia bukan Haven.
Hingga sampai ke ruangan, 3 anak magang ini masih berbaris rapi di depan pintu ruangan Giselle dengan senyum polos mereka.
"Kalian ikut saya ke ruangan" perintah Giselle
Bak anak ayam mengikuti induknya, anak-anak intern ini langsung mengikuti Giselle masuk. Giselle langsung duduk ke kursinya sambil memasukan barang-barang pribadinya ke dalam tas.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFRIEND
FanfictionGiselle really thought she was the one. But before it started, Giselle knew that Nadeen was the best liar she had ever known.