Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gimana Nadeen sekolah kamu?"
Nadeen yang sedang menyantap makan malamnya mendongak setelah Jeremy ayahnya Julia menegurnya.
"Baik om"
"Hasil try out kemarin kamu dapat jadi nomor 1 ya?" Tanya Jeremy
"Aah itu, iya Om"
"Terus kamu mau lanjut kemana? Kata Wanda kamu mau ngambil kedokteran?"
Lagi-lagi Wanda menceritakan semua rencananya, dia bukan tidak mau menerima bantuan dari Jeremy tapi jika selalu begini dia juga sungkan.
"Iya om, daftar univ di dekat-dekat kota aja rencananya?"
"Sayang lho Deen, kamu mau saya daftarkan ke luar negeri yang lebih bagus?"
"Nggak om, biaya pendidikan di sana bisa jadi lebih mahal"
"Kamu gak usah pikirin urusan itu, Saya yang akan bayar semuanya"
"Terima kasih Om. Saya gak bermaksud menolak, tapi Om sudah mengeluarkan biaya banyak untuk sekolah saya di SMA" Ucap Nadeen
"Kenapa?" Tanya Julia
"Huh?"
"Kenapa lo gak mau nerima bantuan Papi?"
"Julia" tegur Jeremy
"Pendidikan gue setelah lulus bukan tanggung jawab utama yayasan, masih banyak anak-anak lain yang lebih perlu sama dana pendidikan ketimbang gue." Jawab Nadeen
Julia berdecak, "Lo akan nyesel nolak bantuan Papi tau gak"
"Julia sudah, itu keputusan Nadeen."
"Terima kasih om, sudah mengerti saya" ucap Nadeen
"Kamu habiskan makananmu, nanti saya minta supir buat antar kamu pulang" ucap Jeremy
"Nolak lagi gue pites pala lo" ucap Julia sebelum Nadeen mengeluarkan suaranya
Nadeen tersenyum kikuk dan akhir mengangguk, "Terima kasih om"
***
Nasib Giselle bisa aja seperti Sadana andai kalau bukan Egi yang mengantarnya pulang. Papa dan Mamanya sudah duduk manis di depannya siap untuk mengintrogasi.
"Mau Mama duluan atau kamu?" Tanya Berlian
Giselle melirik Papanya bermaksud minta bantuan, tapi yang ada justru Papanya keasikan baca koran.
"Mama nanya ya Giselle"
"Oke mama duluan"
"Kamu kenapa gak ngabarin Dania kalau kamu pulang sama Sadana?"
Giselle langsung terbelalak, "Oooh iya, maaf aku lupa"
Berlian menghela nafasnya, "Gara-gara kamu ngga ngabarin orang satu mall di buat riweh tau gak."
