Nadeen berlari ke kantor direktur setelah mendapatkan surat peringatan di ruangannya. Dia tidak tau apa yang terjadi hingga mendapatkan surat peringat ditambah alasannya melakukan pelecehan terhadap pasien. Tanpa mengetuk, Nadeen langsung menerobos masuk ke kantor direktur.
"Dokter Mahesa, ini apa?" Tanya Nadeen to the point
"Nadeen, kamu tidak punya sopan santun? Harusnya kamu ketuk pintu dulu"
"Maaf. Tapi saya perlu penjelasan, saya tidak melakukan pelecehan apapun ke pasien" ucap Nadeen
Dokter Mahesa langsung meletakan foto-foto yang di bawa Nadine tadi malam. Foto itu yang menyebabkan surat peringatan itu ada di mejanya, fotonya dan Giselle.
"Dokter Mahesa, sejak awal harusnya tanyakan ini pada saya. Dia bukan pasien saya dok"
"Lalu?"
"...Calon istri saya" ucap Nadeen
Bermodal nekad ia menyebut Giselle sebagai calon istrinya, karena akan aneh jika Nadeen bilang Giselle adalah pacaranya. Lagipula, jika bukan Giselle dia tidak akan menjalin hubungan dengan siapapun.
"Oh. Nadine sepertinya tidak tau kalau perempuan disana adalah calon istri kamu jadi dia langsung melapor ke saya"
"Nadine?"
Dokter Mahesa mengangguk, "Dia yang lapor ke saya"
Nadeen mengeraskan rahangnya, jelas Nadine tau siapa Giselle. Sudah pasti Nadine melakukan ini secara sengaja.
"Surat peringatan ini berarti Dokter cabutkan" ucap Nadeen
"Hmm. Saya harusnya konfirmasi ini ke kamu dulu. Maaf" ucap Mahesa
Nadeen mengangguk dan permisi meninggalkan kantor direktur. Dia harus bicara ini dengan Nadine dan meluruskan keadaan sebenarnya.
***
Haven menerobos masuk ruangan Giselle, dia langsung membantinh dokumen perencanan "Future Land" di meja kerja Giselle.
"Gue kira lo bakal mikirin ini matang-matang, tapi lo terima kerja sama bobrok itu" ucap Haven mengebu-gebu
Giselle tidak mengerti apa yang diucapkan Haven, "Maksud lo apa? Gue masih dalam pembicaran tentang kerja sama itu"
"Dewan direksi setuju jalin kerja sama dengan Kiran dengan alasan Giselle Sadajiwa ini proyek yang lo mau." Ucap Haven
"Gue gak setuju sepenuhnya Ven, gue masih rundingkan itu dengan Kiran sebelum gue pergi dinas keluar kota"
"Lo gak bisa apa-apa, sekarang dewan direksi setuju dengan kerja sama itu"
Giselle mendelik, "mereka sudah teken kontak?"
"Lo harusnya sejak awal dengar gue, 50 triliun dana perusahaan dihabiskan dengan proyek bobrok itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFRIEND
FanfictionGiselle really thought she was the one. But before it started, Giselle knew that Nadeen was the best liar she had ever known.