Giselle kira dia yang tersibuk, nyatanya Nadeen jauh lebih sibuk darinya. Setelah kepulangan mereka, Nadeen memintanya datang ke rumah sakit untuk melepas jahitannya. Tapi sudah 2 jam Giselle menunggu laki-laki itu belum juga muncul.
Dua jamnya terbuang sia-sia, dia sengaja mengosongkan jadwalnya pagi ini tapi Nadeen membuat jadwal kosongnya itu benar-benar kosong. Nadeen sama sekali tidak memiliki jeda bekerja sejak kepulangannya kemarin. Giselle hanya bisa berdecak sebal menunggu Nadeen.
Decitan pintu menandakan akhir penantian Giselle, laki-laki yang ia tunggu itu akhirnya muncul.
"Dokter Nadeen, selamat pagi" ucap Giselle dengan nada kesal
"Kamu sudah dari tadi nunggu?" Tanya Nadeen
"Kita punya janji jam 9, sekarang jam 11 dok"
Nadeen melirik ke jam dinding, "Ah. Maaf ya, tadi ada urgensi"
Giselle menghela nafas kasar, "Saya juga sibuk Dok"
Nadeen tidak bicara, ia membawa Giselle ke ranjang pasien.
"Aku kan sudah minta maaf Sel"
"Maaf gak cukup buat ganti dua jam saya Dok"
Nadeen menumpu tangannya di ranjang pasien dan membuat Giselle terkurung, "Kamu mau gantinya apa?"
Giselle mengalihkan pandangannya, "Tau ah, cepetan lepasin jahitannya saya sibuk"
Nadeen terkekeh, "Oke"
Segera Nadeen menarik tangan Giselle dan dengan telaten melepaskan jahitan luka perempuan itu.
"Selesai" ucap Nadeen
Giselle buru-buru turun dari ranjangnya, ia masih kesal dengan Nadeen. Harusnya jika memang dia sibuk, Nadeen bisa cepat mengabarinya.
"Masih marah?" Tanya Nadeen dan menahan Giselle sebelum turun dari ranjang
"Masih nanya?"
"Oke, aku minta maaf. Lain kali gak bakal kejadian begini"
"Sayangnya maaf dokter Nadeen gak bisa balikin waktu dua jam saya yang berharga."
"Gimana cara ganti waktu 2 jam kamu?"
"Balikin dua jam aku yang lewat" ucap Giselle
"Gi, gak mungkin lah" balas Nadeen
"Ya itu aku minta. Pokoknya gak mau tau"
Nadeen yakin sebetulnya Giselle sedang dalam mode pengen ngajak ribut. Karena bagaimana bisa membuat waktu mundur lagi.
"Kamu ada masalah?" Tanya Nadeen
Giselle memalingkan wajahnya, ia malas untuk melihat Nadeen. Tapi Nadeen tidak diam, ia langsung menangkupkan wajah Giselle dan membuat Giselle melihatnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFRIEND
FanfictionGiselle really thought she was the one. But before it started, Giselle knew that Nadeen was the best liar she had ever known.