Hari ini jadi hari pertama bagi Giselle untuk melakukan perjalanan bisnis atau mungkin lebih tepatnya ia ikut serta untuk ke daerah bencana bersama tenaga kesehatan yang disiapkan Nadeen, tapi tidak dengan Nadeen.
Bodyguard juga sudah disiapkan oleh Papanya di perjalanan bisnis ini. Giselle rasa ini terlalu berlebihan karena ia kesana sebagai relawan.
"Giselle!!!" pekik Sharon yang datang sambil menyeret kopernya
Giselle melotot gimana bisa Sharon disini bersama juga kopernya, "Kenapa lo kesini?"
"Gue ikut juga"
"Sha, ini bukan liburan"
"Iya tau kok, mau jadi relawan kan"
"Nah itu tau ngapain lo kesini"
"Ya kan kata gue, gue ikut"
"Gak ada yang ngajak lo, kenapa ikut"
"Ish. Ayang gue yang ngajak"
"Ayang lo yang mana"
Setelah Giselle bicara seperti itu, tim dokter dan dan tenaga kesehatan lainnya datang. Mata Sharon langsung berbinar, "Ayang" pekik Sharon
Sharon meninggalkan kopernya begitu saja dan berlari kearah tim dokter yang baru saja tiba. Tanpa rasa malu Sharon langsung memeluk lengan Rasendra, sontak hal itu membuat mereka jadi pusat perhatian.
"Kok kamu disini?" Tanya Rasendra
"Kan aku mau ikut" ucap Sharon
"Sha, ini bukan liburan lagian tiket pesawat kamu juga belum ada kan"
Sharon merengut, "Kan pakai pesawat pribadinya Giselle juga, ngapain mesan tiket segala"
Rasendra tersenyum kikuk ke arah Giselle setelah melihat Giselle melipat tangannya sambil menatap ke arahnya dan Sharon.
"Lo jangan buat rusuh disana kalau mau ikut" tunjuk Giselle pada Sharon
"Kapan juga gue bikin rusuh" Sharon mencebik
***
Chandra berdecak kagum setelah membaca berita keberangkatan Sadajiwa Group dan tim tenaga kesehatan dari Yayasan For Life ke daerah bencana serta bantuan dana sebesar 500 juta rupiah. Uang sebanyak itu gak bisa dibilang sedikit karena sumber dana hanya berasal dari satu pihak, namun jika pihak itu adalah Sadajiwa Group maka itu hanya sebatas jentikan jari.
"Gila bener ceweknya Nadeen" decak Chandra
Bersamaan Chandra bicara seperti itu, Nadeen baru saja datang. Laki-laki itu baru saja menyelesaikan operasinya selama 4 jam.
"Barang yang gue minta sudah lo bawain kan?" Tanya Nadeen tanpa basa-basi
Chandra tidak bersuara namun menunjuk ke arah daerah meja Nadeen. Disana ada koper serta tiket pesawat.
"Lo niat banget nyamperin Giselle" lanjut Chandra
"Bukan nyamperin Giselle" bantah Nadeen
"Hilih"
"Gue kesana sebagai kepala yayasan yang bertanggung jawab"
"Ngeles mulus kaya guru lo. Memang gak ada niat ketemu Gisellenya?"
"..."
"Nah kan bener" ucap Chandra
Nadeen menghela nafas dan cepat mengganti bajunya, karena gak mungkin dia pakai baju operasi ke bandara.
"Tapi serius itu Giselle kasih dana bantuan sampai 500 juta, gak gimmick doang?" Tanya Chandra lagi
"Gak usah di jawab lo juga pasti tau" ucap Nadeen
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFRIEND
FanfictionGiselle really thought she was the one. But before it started, Giselle knew that Nadeen was the best liar she had ever known.