Giselle kira hadiah yang Sadana beri di kelas kala itu jadi akhir pertemuan mereka, namun pertemuan di Mall secara gak sengaja itu terus berlanjut. Sadana jadi lebih sering menemui Giselle dengan sengaja dengan berbagai alasan.
Seperti pagi minggu ini, Sadana sudah duduk manis di ruang tamunya dengan setelan rapi ala Sadana. Giselle bukan tidak suka jika Sadana datang, tapi cowok itu datang mendadak tanpa mengabarinya.
"Sudah mandi sana, katanya Sadana mau ngajak belajar" ucap Berlian
"what the hell" guman Giselle
"Kamu ngomong apa?!"
"Aku gak ngomong apa-apa"
"Cepat sana" perintah Berlian
Dengan malas Giselle harus menuruti perintah ibunya, tidak ada celah untuknya menolak apalagi berhubungan dengan sekolah dan belajar. Setelah berada di posisi sepuluh teratas ekspektasi orang tuanya jadi begitu tinggi dan sekarang Sadana muncul dengan embel-embel mengajak belajar, bisa dibayangkan tekanan Giselle semakin banyak.
Giselle tidak mengira kalau Sadana akan mengajak belajar di luar, ia kira Sadana akan hanya belajar di rumahnya.
"Lo mau belajar dimana?" tanya Giselle
"Lo maunya kemana?" tanya Sadana
"Kan lo yang nyulik gue"
"Gak suka ya?"
"Eee.. maksud gue bukan gitu. Kan lo ngajak" jelas Giselle
"Gue pikirin dulu, tapi kalau lo mau ke suatu tempat bilang aja" ucap Sadana
Giselle menghela nafasnya, dia bukan tidak punya tempat yang dituju tapi dia malas jika harus berdua dengan Sadana. Untuk membuka pembicaraan dengan Sadana saja ia harus mengeluarkan effort yang besar karena Sadana benar-benar kaku.
"Sa, kita ke kafe aja gimana?" tawar Giselle
"Kafe? Kafe dimana?"
"Umm.. agak jauh gak apa-apa?"
Sadana mengangguk sambil tetap fokus menyetir, "Dimana tempatnya?"
Pilihan Giselle adalah kafenya Joni dan berharap Nadeen juga ada disana. Karena jika Giselle hanya berdua dengan Sadana, dia gak bakal sanggup. Sadana bukan orang yang bisa diajak santai, cowok ini sedari dulu sangat kaku dan serius.
***
Sadana memperhatikan keadaan kafe yang Giselle pilih, sejenak dia berpikir apakah dia harus meminta Giselle untuk memilih tempat lain yang lebih tenang.
"Sel, lo serius disini?" Tanya Sadana
"Hm. Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFRIEND
Fiksi PenggemarGiselle really thought she was the one. But before it started, Giselle knew that Nadeen was the best liar she had ever known.