Karina, Giselle, dan Chandra sudah gugup sejak kemarin menunggu hasil ujian akhir dan pengumuman kelulusan mereka.
"Gue lulus gak ya?" Ucap Giselle
"Pernyataan bego apaan tuh, jelas lah lulus" jawab Karina
"Gak ada sejarahnya sekolah kita ada murid yang gak lulus" ucap Chandra
"Kalau lo mau buat sejarah baru bisa sih" sahut Karina
"Mulut lo biadab banget ya Rin" jawab Chandra
"Deen, Lo gak gugup sama hasil ujiannya?" Tanya Karina
"Dia mana gugup, jelas lah Nadeen yang nomor satu yakin gue" sahut Chandra
"Bukan gitu, kalau gue terlalu mikirin hasilnya juga gak bakal berubah" ucap Nadeen
"Mulai deh, prinsip Nadeen mana bisa di pake sama manusia kaya kita" sahut Chandra
Selang beberapa detik suara pemberitahuan mengenai pengumuman nilai ujian akhir dari ruang siaran langsung membuat anak kelas 12 menegang tidak terkecuali Karina, Giselle, Chandra dan Nadeen.
"Anjir sudah di umumin aja" Karina beranjak dari kursinya dan berlari menuju aula sekolah diikuti Chandra.
"Lo mau lihat hasilnya sekarang?" Tanya Nadeen
"Ntar aja deh pas pulang sekolah"
Nadeen menarik tangan Giselle, "Tangan lo dingin banget, lo gugu banget ya?"
"Ya siapa juga yang gak gugup"
"Lo pasti masuk 10 tertinggi Gi" ucap Nadeen
"Tau darimana?"
"Karena lo belajar sama gue"
Giselle merotasikan matanya, "Percaya deh, lo gak usab khawatir. Usaha lo gak bakal ngecewain lo" ucap Nadeen
"Na"
"Kenapa?"
"Kalau gue berhasil masuk 10 besar lo kasih gue hadiah gak?"
"Lo minta hadiah ke gue?"
Giselle mengangguk, "Traktir gue makan malam"
Nadeen tertawa sumbang, "Seriously lo minta itu? Oke"
Giselle tersenyum lebar, "Ayo kita ke aula"
***
Sesuai dugaan aula sudah dipenuhi anak kelas 3, perasaan Giselle sedikit takut tapi juga penasaran dengan hasilnya. Truly, Giselle gak pernah seniat ini belajar. Jadi dia agak khawatir dan penasaran dengan hasilnya.
"GISELLE" teriak Karina berteriak memanggilnya
"Apaan sih malu-maluin teriak-teriak" guman Giselle
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFRIEND
FanfictionGiselle really thought she was the one. But before it started, Giselle knew that Nadeen was the best liar she had ever known.