Sejak tadi Giselle sudah merasa terganggu dengan kehadiran Haven, laki-laki ini mondar-mandir di ruangannya dan terua bertanya hal-hal yang gak jelas. Jika ditanya apakah Giselle gak mengusir bocah tengil itu jawabannya adalah sudah. Ntah keberapa kali ia mengusir Haven tapi tetap saja laki-laki ini tidak pergi juga.
"Kalau lo gak pergi 1 menit lagi, gue benaran panggil satpam buat ngusir lo" ancam Giselle
Haven akhirny duduk di sofa setelah dapat teguran dari Giselle, walau sebenarnya tetap saja laki-laki ini gak juga pergi.
"Lo bisa bahasa manusia gak sih?"
"Kenapa dah lo sensi banget sama gue, perasaan gue diam aja"
Giselle menarik nafasnya dalam-dalam, "Lo diam aja buat emosi tau gak. Mana dari tadi pagi ngintilin gue mulu, pengangguran lo?"
"Ini gue lagi negosiasi kerja sama lo"
"Kalau mau negosiasi sama bapak Mikhael, bukan ke gue" jawab Giselle
Haven merotasikan bola matanya, "Gue tau ya, kalau keputusan kerja sama lo yang nentuin" ucapnya
Giselle mengabaikan Haven yang terus mengganggunya. Giselle bukan tidak mau berkerja sama dengan Haven Hartaseno, namun saat ini tujuan utamanya bukan untuk memperluas jangkauan pasar untuk perusahaannya.
"Gue belum berminat" jawab Giselle
"Hell, banyak yang mengajukan kerja sama ke gue dan lo yang anak baru malah nolak"
"Ya udah cari partner lain aja"
"Gak ada yang cocok"
Giselle tersenyum remeh, "Ya tunggu aja sampai gue setuju"
"Kenapa sih lo pakai segala tunda-tunda, padahal kalau lo setuju proyek ini bakal sukses besar"
Giselle mengetuk-ngetuk jarinya sambil memperhatikan raut wajah kesal Haven, "Besar kecilnya saat ini bukan prioritas gue"
"Lo gila ya? Memang apa yang diincar pebisnis selain keuntungan"
"Keuntungan jangka panjang, proyek kerja sama yang lo ajukan cuman beri keuntungan jangka pendek. Branding perusahaan penting untuk membentuk kepercayaan konsumen, kalau cuman semata cari keuntungan gak akan bertahan lama"
Haven menaikan satu alisnya, "Jadi tujuan lo sekarang re-branding Sadajiwa?"
Giselle mengangguk yakin, "Lo kira petinggi perusahaan setuju dengan ide lo?" Tanya Haven
Perkataan yang menjatuhkan dari Haven membuat Giselle tidak bisa mengabaikan laki-laki itu begitu saja.
"Dengan re-branding lo itu menjanjikan untuk perusahaan? Gue datang ke lo bukan minta keputusan finql, proyek kerja sama yang gue ajukan sudah disetujui sama 80% petinggi di Sadajiwa termasuk bokap lo. Setuju atau enggak proyek ini tetap jalan." Sambung Haven
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFRIEND
FanfictionGiselle really thought she was the one. But before it started, Giselle knew that Nadeen was the best liar she had ever known.