***
"Mau berangkat bersama?" Tawar Jiyong, Dara pun menatapnya.
"Berangkat bersama pria ini? Yang benar saja!!" Ujar Dara didalam hatinya.
Lagipula Dara sendiri pun bingung, tumben sekali Jiyong berbaik hati dengannya. Maksud Dara, dulu pria ini jarang sekali berbicara dengannya dan seringkali bersikap acuh tak acuh dan sering mengabaikannya.
"Makasih Ji, tapi aku bisa naik taxi kok." Tolak Dara sopan.
"Memangnya kau mau kemana?" Tanya Jiyong.
"Butik didaerah Hapjeong."
"Oh, kebetulan sekali tempat itu dekat dengan kantorku. Ayo berangkat bersama saja."
Entah apa yang dirasakan Dara, ia melihat Jiyong ingin sekali pergi bersamanya, ia menjadi berpikir yang tidak-tidak.
"Tidak mungkin Jiyong mau menjadikan aku korban dia yang selanjutnya. Aku istri sahabatnya, dia gak mungkin tertarik dengan istri orang lain kan? Apa yang aku pikirkan ini, Dara, Dara.." Ia menepis semua pikiran buruk yang ada dibenaknya.
"Baiklah." Ujar Dara setuju.
Ia pun mencoba berpikir positif bahwa Jiyong hanya mencoba bersikap baik saja.Mendengar persetujuan dari Dara, sudut bibir kanan Jiyong pun tertarik keatas. Jauh didalam hatinya ia sangat senang sekali.
Mereka pun berjalan menuju mobil Jiyong. Pria itu dengan gentle membukakan pintu mobil disebelah kursi kemudi untuk Dara. Wanita itu meliriknya sekilas sebelum masuk kedalam mobil dan disusul oleh Jiyong yang duduk disebelahnya.
Tanpa banyak kata, mobil pun segera melaju. Sepanjang perjalanan, mereka berdua hanya diam saja. Suasana terasa begitu canggung, karena selain mereka tidak dekat dan saat ini Dara sedang malas untuk berbicara dengan pria brengsek yang ada disebelahnya ini.
Ia lebih tertarik dan sibuk melihat pemandangan kota Seoul diluar jendela.
Walaupun terlihat selalu percaya diri, adakalanya Jiyong sang playboy itu gugup saat ia berada di dekat Dara.
Dari dulu memang dia seperti itu."Kota ini dari dulu tidak berubah ya, masih saja macet dimana-mana." Jiyong membuka percakapan saat mereka terjebak macet.
Tadinya Dara yang memang malas berbicara dengan Jiyong, ia rasa tidak enak juga jika ia mengabaikannya."Begitulah, kalau Tokyo bagaimana?"
"Hm hampir sama tapi tidak separah ini." Jawab Jiyong dengan suara seraknya.
"Biasanya kau berangkat sendiri atau dengan hyung?" Tanya pria itu membuat Dara menatapnya sekilas.
"Aku biasanya berangkat sendiri karena kantor oppa dan butik berlawanan arah. Aku tidak ingin merepotkan dirinya yang harus bolak-balik karena mengantarkanku." Jelas Dara yang mulai rileks.
Jiyong menatapnya, ia dapat melihat binar dimata Dara saat bercerita tentang hal yang berhubungan dengan Seunghyun.
Rasanya tidak adil, Seunghyun yang bajingan mengkhianati istrinya ini mendapatkan ketulusan dari wanita yang telah menetap dihati JIyong selama 10 tahun terakhir ini.Jiyong tersenyum sembari melajukan mobilnya.
"Selama 10 tahun dengan hyung, apa kau tidak pernah merasa bosan?" Tanya Jiyong lagi.
Dara menatap Jiyong aneh hingga alis kirinya terangkat.
Tapi anehnya, Dara justru berfikir apa ia pernah merasa bosan dengan Seunghyun?
Sepertinya tidak. Memangnya dia seperti Jiyong yang gampang bosan dengan pasangannya."Aku tipe wanita yang setia, Ji. Seandainya aku merasa bosan, aku pasti mencari cara untuk menghilangkan rasa bosan itu dengan hal-hal yang positif. Aku sangat menghargai pernikahanku dan aku benar-benar sangat tau komitmen dalam pernikahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIES (DARAGON) COMPLETE✔
RomanceWARNING 21+ DIBAWAH UMUR HARAP MENJAUH YA!! BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM VOTE & MEMBACA DEMI KENYAMANAN KITA BERSAMA Sandara Park dan Choi Seunghyun adalah pasangan yang baru menikah selama dua tahun, semua orang menganggap mereka adalah definisi dari r...