LIES (22)

451 33 13
                                    

***

NINE ONE HANNAM, Hannam-dong. Yongsan-Gu. SEOUL, SOUTH KOREA

"Ji, fuck me please." Pinta Dara.
Seolah dengan itu, rasa sakitnya akan berkurang.
Jiyong menatap Dara sendu. Ia meneguk air liurnya, lalu menangkup wajah Dara. Ia menghapus air mata yang membasahi wajah cantik wanita itu dengan ibu jarinya.
Kemudian Jiyong mencium bibir Dara dengan lembut. Dara refleks memejamkan matanya saat masih dengan mengeluarkan air mata.
Hingga kemudian ciuman mereka berubah menjadi lebih intens. Bercampur dengan air mata dan rasa sakit yang dirasakan oleh keduanya.

Jiyong membaringkan tubuh mungil Dara di atas sofa, lalu ia memposisikan dirinya diatas Dara, ia menatap mata wanita itu, lalu ia menghapus air mata yang lagi-lagi terbit disudut mata wanita itu.

Ia ingin mengatakan pada Dara bahwa ia mencintainya, namun ia menahan bibirnya agar ungkapan dari hati terdalamnya itu tak terucap. Ia khawatir jika ia mengatakan sekarang, Dara akan menjauh darinya.

Jiyong menyentuh bibir bawah Dara dengan ibu jarinya dan mengelusnya dengan lembut. Lalu ia kembali menciumnya. Ia tau, Dara menginginkannya hanya untuk pelarian sedangkan ia menginginkan Dara dengan sepenuh hatinya. Jelas timpang, namun apa yang dapat ia lakukan?

Seandainya ia dapat mengontrol perasaan orang lain, maka ia akan membuat Dara mencintainya dan melupakan bajingan keparat itu secepat mungkin. Tapi itu tidak mungkin karena hanya Tuhan yang dapat melakukannya.

Ia melepaskan ciumannya dan membantu Dara melepaskan kancing bajunya, ia mencumbu leher wanita itu, pundaknya dan dadanya hingga membuat wanita itu meremang.
Lalu ia meremas payudara Dara yang masih terbalut bra, sedangkan tangannya yang lain masuk kedalam rok yang dipakai Dara. Ia mengelus milik Dara yang masih terbungkus celana dalam itu. Dara memejamkan matanya dan menahan desahannya.

Lalu tiba-tiba Jiyong berhenti.

"Buka matamu." Ujar pria itu dengan suara rendah.
Dara pun membuka matanya.

"Dan jangan tahan suaramu." Ujar Jiyong lagi. Dara pun mengangguk.

Kemudian Jiyong pun melepaskan bra Dara, roknya dan juga celana dalamnya lalu melemparkannya ke sembarang tempat, hingga kini Dara tampil tanpa sehelai benang di hadapan Jiyong.
Lalu perlahan ia mengecup puting Dara, mengulumnya dan menghisapnya dan tangan lainnya kembali mengelus garis kewanitaan milik Dara sebelum ia memasukkan jari tengahnya kedalam bagian intim yang sudah mulai basah itu.

"Mmmhh..." Desah Dara.

Lagi-lagi Dara memejamkan matanya sambil meremas rambut Jiyong.
Mendengar suara desahan Dara membuat Jiyong semakin bernafsu.
Ia menghisap puting Dara dengan kuat dan mulai menambahkan jari keduanya masuk kedalam milik Dara. Ia langsung mengobrak-abrik dan mengocok jarinya dengan kencang dibawah sana, gerakan kedua tangan Jiyong membuat Dara melayang dan terus mendesah memanggil-manggil nama Jiyong.
Pria itu memainkan klitorisnya hingga Dara memekik antara kesakitan di payudaranya yang sensitif akibat kehamilannya dan juga nikmat di selangkangannya.

"Jii.. Ahh.." Dara mendesah, ia membusungkan dadanya dan meliukkan tubuhnya karena siksaan kenikmatan yang Jiyong berikan.

Dara menggeram saat jari Jiyong menekan titik sensitive-nya.

"Aahh...Ji...yongg... Ahh ahhh akuhhh mauuh keluarhhh ahhh.."

Jiyong semakin gencar menghisap puting Dara sembari mengocok kedua jarinya dengan kencang hingga akhirnya Dara menyemburkan cairan kental dari miliknya.

Plop

Jiyong melepaskan puting Dara dari mulutnya saat wanita itu mengatur nafasnya.

Jiyong langsung menarik tangannya dan menjilati cairan pelepasan Dara yang melekat ditangannya. Tak puas hanya lewat tangan, Jiyong menundukkan wajahnya mendekat kearah milik Dara.

LIES (DARAGON) COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang