LIES (13)

358 36 7
                                        

Hai, hai, hai !!!
Jangan tidur dulu...
Double UP nih, 😁

Buat readers baru, jgn lupa follow akun aku dulu ya.

Selamat membaca, jgn lupa vote & komen!

***

NINE ONE HANNAM, Hannam-dong. Yongsan-Gu. SEOUL, SOUTH KOREA

"Dara, boleh aku menciummu?" Tanya Jiyong.

Dara mengerjapkan kedua bola mata cantiknya.

"Cium?"

Jiyong ingin menciumnya?
Dara benar-benar tak tau harus bereaksi apa. Selama ini, satu-satunya pria yang pernah berciuman dengannya hanya Seunghyun seorang, cinta sekaligus pacar pertamanya yang saat ini berstatus sebagai suaminya.

Dara menelan air liurnya dan membasahi bibirnya, ia bingung dan ragu.
Apakah ia harus mengizinkan Jiyong menciumnya atau tidak?
Ia ingat bahwa mereka memang harus totalitas tapi bukankah ini terlalu cepat?

Jiyong yang tau bahwa Dara ragu pun segera maju untuk menepis jarak diantar mereka. Jika Dara tidak bisa menjawabnya, maka ia yang akan memutuskannya. Ia ingin menunjukkan pada Dara bahwa ciumannya lebih hebat dari Seunghyun.

Jiyong menangkup pipi Dara dan menatap wajah cantik yang selalu ia bayangkan itu, seperti,...
Bagaimana rasanya bibir Dara?
Bagaimana rasanya bercinta dengan Dara?
Bagaimana raut wajah Dara saat ia mencapai klimaksnya?
Dan bagaimana rasanya menghabiskan seluruh hidupnya bersama Dara?

Sial! Jantungnya berdebar.
Dan hanya Dara yang mampu membuat perasaannya tak karuan selama ini.
Ia sudah mencoba jatuh cinta pada wanita lain tapi ujung-ujungnya pasti akan ia bandingkan dengan Dara. Mau gimana lagi? Dara adalah cinta pertamanya.

Lagi-lagi Jiyong menelan air liurnya saat Dara menatapnya dengan manik hazel yang selalu menjadi favoritnya itu. Pandangan mata Dara terlihat sangat lemah dan cenderung membiarkannya. Namun saat Jiyong mendekatkan wajahnya pada wajah Dara, wanita itu tiba-tiba memejamkan matanya erat, seolah ia belum siap menerima ciuman Jiyong.

Jiyong pun berhenti dan tersenyum maklum tanpa sepengetahuan Dara. Lalu dengan gerakan cepat ia mencium kening Dara, ia menempelkan bibirnya lama disana sembari mengelus pelipis wanita itu dengan lembut.

Dara membuka matanya saat Jiyong masih mencium keningnya, rasanya ada getaran aneh didalam dirinya saat bibir hangat itu menyentuh dahinya. Darahnya berdesir.
Tadinya ia pikir Jiyong akan mencium bibirnya, ternyata dugaannya salah.
Setelah pria itu melepaskan bibirnya, ternyata Dara sudah berada didalam pelukannya. Ia pun membalas pelukan Dara.

"Oh ya, totalitas."
Jiyong teringat akan kesepakatan mereka. Tapi anehnya, kenapa jantung Jiyong terdengar berdebar sangat kencang?

Jiyong tersenyum hangat saat melepaskan pelukannya. Sedangkan Dara hanya menatapnya dengan ekpresi wajah yang tidak bisa Jiyong baca.

"Aku pulang." Pamit Dara untuk terakhir kalinya.

Jiyong mengangguk.
"Hati-hati." Dara hanya membalas dengan senyum tipis lalu keluar dari penhouse Jiyong.

Dara menggigit bibirnya setelah berada di dalam mobilnya. Entah kenapa rasanya ia ingin menangis. Ia merasa bersalah pada Jiyong karena sudah memanfaatkannya walaupun pria itu menyadarinya dan yang paling bodohnya Dara malah merasa bersalah pada Seunghyun.
Ia segera mengusap pipinya saat setetes air matanya terjatuh.

"Jangan bodoh Dara, apa yang sudah dilakukan Seunghyun itu tidak termaafkan." Ia menyadarkan dirinya.

"Ini adalah pilihan yang tepat." Gumamnya sembari menegarkan dirinya sendiri.

LIES (DARAGON) COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang