VIII

6.9K 1.1K 138
                                    

pelan-pelan, baby.

CHAPTER VIII

★★★

Jarlen mencari keberadaan Ren yang tadinya masih bersama dengannya. Berkeliling dan mencoba mencium bau Ren guna mencari anak itu. Bau Ren yang lemah membuat Jarlen kesusahan. Bahkan Jarlen yakin bahwa bau Ren hanya tercium dalam jarak satu meter dengan bau lemah.

"Tidak ada cara lain." Jarlen menggoreskan telapak tangan dengan taring miliknya. Memancing penciuman Ren untuk menghampiri Jarlen dengan sendirinya. Jarlen akan mencoba trik ini dan berharap anak itu bisa mencium bau darahnya.

Jarlen berjalan pelan, menyusuri tiap tempat dengan hati-hati. Jarlen cukup sabar saat ia menoleh dan tidak melihat anak itu berada disebelahnya. Nakal sekali!

"Aku akan membuatmu kelaparan, lihat saja."

👥👥👥👥

"Ren."

"Iya?"

Ren dan Hades sudah tidak berada di kolam lagi. Mereka berdua duduk pada bangku kayu memanjang. Ren sibuk meraba-raba sirip milik Hades. Menyentuh dan mengelus dengan jarinya.

"Besok kembali kesini lagi."

"Iya, Ren belum bisa berenang. Ajari lagi, ya?"

"Iya."

"Ren ingin memiliki ini."

"Sirip?"

"Iya."

"Tidak bisa."

"Kenapa?"

"Kamu bukan bangsa merman."

"Yah.." Desahnya kecewa. Sirip itu terlihat keren. Ren ingin mempunyainya juga seperti milik Hades.

"Tapi aku bisa membuat anakmu memiliki sirip."

Ren menatap Hades bingung, "Anak?"

"Tidak, jangan dipikirkan." Ingatkan Hades kalau Ren masih sangat kecil untuk mengerti. Lagipula vampir mana yang bisa mengandung seperti bangsa merman dan serigala?

Ren kembali mengelus sirip itu sampai bau manis memasuki indra penciumannya. Sebenarnya, Ren mencium seluruh bau manis pada tubuh Jenaro, Marko, Jarlen, dan Hades. Jadi ia mengira semua orang memiliki bau manis yang enak, dan Ren menganggap hal itu adalah hal wajar. Tangan itu berhenti mengelus sirip Hades.

"Bau manis!"

"Bau manis?"

"Hans, Ren pergi dulu, ya!" Ren berlari sambil melambaikan tangan pada Hans yang kebingungan menatap kepergiannya.

Ren berjalan sangat pelan mengikuti kemana bau itu berada. Bahkan matanya memejam agar ia fokus pada penciumannya. "Bau manisnya dimana, sih?" Ren menggerutu karena ia masih belum juga sampai. Ia mulai merasakan lapar lagi, padahal Jarlen dan Hades sudah memberikannya makan sebelumnya. Entahlah, sepertinya bau manis membuat Ren lapar terus menerus tanpa henti!

Ren melewati beberapa pelayan yang berlalu-lalang. Mencoba menghindar agar tak tertabrak tubuh pelayan lainnya. Untung saja badannya kecil dan dirinya juga lincah!

Ren melihat tetesan darah dilantai, lalu ia berjongkok. Mengendus-endus lalu mengikuti jejak itu. Ia terus menunduk saat berjalan tanpa melihat sesuatu didepannya hingga ia menabrak kaki Jarlen yang sudah melihatnya saat anak itu berjongkok melihat tetesan darah.

"Sudah main-mainnya? Mengapa bajumu basah?"

"Habis berenang dengan Hans."

"Siapa Hans? Penyusup?" Jarlen langsung menarik tangan Ren dan menatap sekelilingnya, bisa saja penyusup itu sudah masuk ke dalam kastil ini, ia harus cepat memberitahukan penjaga untuk waspada.

THE WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang