XXXVII

2.3K 371 39
                                    

XXXVII

★★★

Ren terus menerus cemberut. Ia sedang dalam suasana hati yang buruk. Beberapa kali ia berkata bahwa ayah dan ibunya sangat lama untuk sampai ketempat ini.

"Hans, bohong pada Ren ya? Ren tidak suka bercanda! Hans menculik ayah dan ibu! Tidak boleh menculik orang tua orang lain! Kembalikan, cepat!" Pria kecil itu kini semakin memajukan tubuhnya dengan amarah miliknya. Bahkan Tavien harus menarik tangan Ren agar tak semakin dekat dengan Hades yang memundurkan tubuhnya.

"Takut?" Bisik Jovano, "Jangan libatkan aku, jika Avi ikut marah, bisa-bisa dia berubah pikiran."

"Ayah diam saja, bisa tidak?" Ditengah-tengah tuduhan Ren, Hades merasa terganggu oleh ayahnya.

"Tidak."

Ren yang duduk itu masih menatap Hades dengan galaknya. Curiga kalau Hades menginginkan orang tua miliknya karena lelaki itu lama sekali memperlihatkan kedua orang tua Ren. Perlu dipertanyakan bagaimana cara kerja pemikiran Ren ini sepertinya.

"Mana ayah dan ibu? Sudah lama, nih! Ren lelah!"

"Ingin tidur?"

"Tidak mengantuk!" Jawaban dan seruan itu membuat Hades menutup rapat mulutnya.

"Wah, dia galak sekali?"

Hades menatap kesal kearah ayahnya, ingin sekali menghajar orang tuanya didepan Tavien langsung, "Kekasihmu yang duduk disebelahnya juga menatapmu seperti ingin membunuhmu, jangan mencoba mengasihaniku, karena kita berdua dalam posisi yang sama saat ini, ayah."

"Benar juga. Tapi, Avi sangat manis kalau sedang marah."

Kita semua tahu, tatapan jijik itu dilakukan oleh siapa saat Jovano mengatakannya.

👥👥👥👥

Marko dan Jarlen berlari cepat. Angin menerpa kencang tubuh mereka karena kecepatan dalam berlari yang mereka lakukan. Entah ingin melakukan apa, namun terasa terburu-buru.

Jarlen berhenti, diikuti Marko, mencoba menatap sekitar terlebih dahulu, "Apa yang harus kita lakukan? Mencoba menyebarkan masalah ini?"

"Awalnya aku ingin menyebarkannya. Tetapi, jika alasannya adalah hubungan terlarang, Ren akan ikut terseret dalam masalah ini."

"Bagaimana dengan alasan, jika Ren dipaksa mengikuti Hades?"

"Ren tak pandai berbohong. Berbagai pertanyaan akan menyerangnya hingga ia menyebutkan kebenarannya. Sebaiknya, tidak perlu untuk menyebarkan masalah ini. Kita harus mencari tahu niat Hades–"

"Dia menyukai Ren."

Marko menoleh cepat, "Maksudmu?"

"Emosi yang ia keluarkan memang susah untuk ditebak. Tapi, aku yakin Hades menyukai Ren."

Marko meremat tangannya, sedikit merasa kesal dan tak rela, "Yah, setidaknya kita tak perlu khawatir jika Ren akan terluka atau tidak."

👥👥👥👥

Bisikan, diskusi, dibelakang para pemimpin sudah menjadi hal yang tak mengejutkan. Para pemberontak, sering melakukannya dengan alasan yang pastinya berat.

Keterdiaman dari pemimpin tentang beberapa masalah terkadang membuat para rakyat dan pengikut mereka geram, hingga solusi yang dikeluarkan adalah menjadi pemberontak diam-diam.

Memaklumi soal hubungan antar bangsa, sudah menjadi hal yang dilarang dari dulu. Jadi pada saat para pemimpin mulai melemahkan pendirian mereka tentang itu, maka para pengikut yang tak terima, mulai menyusun rencana.

THE WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang