XL

2.2K 351 44
                                    

kembali pelan-pelan hari ini.

★★★

Ren menatap Hades yang tertidur disebelahnya. Menatap wajah itu dalam diam. Sebuah pencapaian besar bagi Ren yang tak meninggalkan kamar ini.

Biasanya, ia akan merasa bosan dan mulai berjalan-jalan jika tak ada teman untuk diajak bermain. Sekarang, Hades yang sedang istirahat, ia tunggui sambil melakukan hal lainnya.

Duduk sambil mengayunkan kakinya. Memainkan jemari Hades. Terkadang mengendus leher milik Hades. Tapi, Ren tak beranjak keluar dari pintu kamar tersebut.

"Bangunkan saja aku jika kamu merasa kesepian atau lapar, Ren." Hades membuka matanya setelah merasa geli dengan Ren yang mengendus lehernya dengan bibir yang sedikit menempel pada leher Hades.

"Uh!" Ren terlonjak kaget, "Hans bangun? Ren mengganggu?"

"Bosan?"

"Tidak..."

Hades mengelus telapak tangan itu, "Bosan, Ren?"

"Em.. Iya." Ren mengangguk kaku. Dirinya malu saat Hades bisa mengetahui apa yang sedang ia rasakan, dan ia berusaha berbohong tentang hal itu.

"Mau apa?"

"Jalan-jalan?"

"Baiklah."

Hades berdiri tegap, berjalan mendahului Ren yang kini memegang tangan Hades tiba-tiba dengan kedua tangan miliknya. Hades memegang dengan erat tangan itu dengan senyuman tipisnya saat ia merasakan jika Ren berusaha menjadi yang pertama melakukan kontak fisik dengannya.

"Tavien, dimana ayahku?"

"Ayahmu itu, benar-benar! Aku bahkan tidak diperbolehkan pergi terlalu jauh dari sini. Dia pergi mencari hewan untukku." Tavien mengerutkan dahinya kesal. Selalu saja Jovano mempunyai sifat berlebihan setiap ada keputusan yang melibatkan Tavien.

"Untuk Ren?"

"Ren tentu saja dapat! Aku mengatakannya pada Jovano tadi."

Hades mengangguk, "Tunggu sebentar ya, Ren. Ayahku sedang membawakanmu makanan."

Ren menatap Hades dengan pertanyaan yang kini muncul dikepalanya, "Kenapa tidak makan Hans?"

"Aku?" Hades menaikkan alisnya, lalu menggeleng pelan saat sadar, maksud yang dikatakan Ren berbeda dengan yang ia pikirkan, "Ya.. Benar. Ingin makan?"

Ren mengangguk, merentangkan tangannya, mengisyaratkan ingin digendong. Hades yang tak bisa menolak itu mengelus pipi Ren, "Manjanya." lalu melakukan apa yang Ren ingin Hades lakukan.

"Makanlah."

Tavien menatap keduanya. Sedikit merasa canggung. Hendak melarang, namun sejauh ini Hades terasa menjaga Ren sebegitunya. Seperti memberitahu seberapa besar rasa cinta dari pria itu.

"Tolong tetap menjaga Ren, Hades."

"Aku dan ayahku itu sama, Tavien. Apalagi tentang cinta."

Senyuman Hades itu membuat Tavien mengangguk, "Yah.. Memang membingungkan. Aku pikir, sudah waktunya berjalan kedepan, dan melihat takdir apa yang akan terjadi, jika kita mengambil pilihan lainnya."

"Mati itu wajar, Tavien. Saat sampai matipun aku tak bisa memiliki Ren, itu mungkin akan menjadi hal yang sia-sia. Setidaknya, aku ingin Ren akan terus mengingatku sebagai orang yang selalu setia berada disampingnya. Yang selalu berada didepannya, yang selalu percaya padanya, yang selalu berada dipihaknya."

THE WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang