XXXIX

2.2K 343 78
                                    

updatenya buat kamu, babe.

XXXIX

★★★

Bergeraknya rerumputan membuat Hades dan Tavien bangun dari duduknya. Ren bahkan tak bisa melihat kedepan dengan jelas karena dihalangi kedua pria didepannya.

Hades sudah memikirkan cara bagaimana dirinya bisa membuat Tavien dan Ren setidaknya keluar dari tempat ini dengan selamat jika mereka diserang tiba-tiba.

Namun, saat gerakan itu semakin besar, Tavien mulai mengeluarkan api kecil pada tangannya, bersiap setidaknya membakar tubuh lawannya. Hingga tubuh itu terlihat, Tavien mulai menyerang apinya.

"Wow! Avi! Ini aku." Jovano baru saja menghindari dari bola api yang Tavien lemparkan. Sungguh nasib yang baik, dirinya hampir mau mati dua kali.

"Jovano! Lain kali setidaknya bersuara! Jangan membuat orang lain takut!"

Tavien memang marah-marah. Tetapi, melihat Jovano yang berjalan pincang, ia menghampiri dengan masih berekspresi kesal. Memapah Jovano agar duduk dan bersandar.

Sebuah kesialan yang dianggap oleh Tavien, kini Jovano memeluk lengannya dan menyandarkan kepalanya, "Jovan–"

"Tubuhku rasanya ingin hancur. Sebentar saja, Avi."

Hades berceletuk tiba-tiba, "Pada saat ini, sepertinya aku sendiri yang ingin membunuh ayah."

"Jaga ucapanmu, Hades."

Ren ikut duduk. Ia menatap Jovano dalam diam. Membuat Jovano menaikkan alisnya dan mulai bertanya, "Kenapa, vampir baru?"

"Namanya Ren."

"Apakah Tuan bisa mengeluarkan air seperti Hans? Seperti yang Ren lihat kemarin?" Ren memperagakan bagaimana Jovano yang ia lihat kemarin sedang melawan gurita besar seorang diri.

"Hans?" Jovano mengerutkan keningnya.

"Itu aku."

"Aku menamaimu Hades."

"Panggilan untuk Hades yang diberikan Ren." Sepertinya Tavien lelah, ia mulai ikut menjelaskan.

"Oh. Aku memiliki kekuatan yang sama dengan Hades karena aku ayahnya." dengan anggukan Jovano menjawab.

"Oh.." Ren menghampiri Tavien, menatap tangan Jovano dan Tavien yang bertautan, "Ien dekat dengan tuan ini?" Ren menunjuk Jovano, membuat Jovano juga ikut menatap Tavien seakan meminta pengakuan.

"Tidak."

"Tuan ini pegang-pegang, Ien?"

"Iya."

"Kata ayah, jika ada yang memegang lengan kita, tanpa kita tahu siapa orang itu, tandanya akan diculik." Ren beralih menatap Jovano, "Tuan ingin menculik Ien?"

Jovano memandang aneh ke arah Ren, "Mengapa orang tuamu mengajarkan itu?"

"Itu demi kebaikannya, wajar orang tuanya mengatakan hal itu." Hades menanggapi. Suatu kewajaran bagi orang tua mengatakannya, namun Ren seperti tak bisa membedakan antara penculikan dan hal lainnya.

"Tapi, aku tidak ingin menculik Avi!" Jovano yang frustasi mengeluarkan keluh kesahnya.

"Berhenti memanggil Tavien dengan panggilan kesayanganmu!"

"Terserah diriku!"

"Berhenti berbicara, Jovano." Tavien kembali menengahi, setelah membiarkan Ren membaringkan kepalanya di paha milik Tavien.

THE WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang