XIII

5.9K 941 210
                                    

pelan.

CHAPTER XIII

★★★

Hades berjalan dengan menggendong Ren, "Sepertinya kamu bertambah tinggi, Ren."

"Benar! Ren belum sampai batas umur vampir! Nanti tingginya bisa sama seperti Hans!" Pegangan pada pundak Hades mengerat karena anak itu menjelaskannya dengan semangat. Sepertinya ia tidak sabar menjadi dewasa dan tinggi.

Hans duduk dipinggir kolam, memasukkan kakinya kedalam air. Ren yang dekat dengan air, tidak menyia-nyiakan hal itu, ia mencelupkan tangannya pada air kolam. "Jangan bermain air, Ren."

"Tidak berenang, jadi tidak basah." Ren beralasan tanpa menatap Hades.

"Tanganmu basah."

"Tidak boleh?" Ren menatap Hades dengan kesal, tangannya sengaja ia keluar masukkan dalam air agar Hades menyerah melarangnya. Seperti menantang Hades untuk tak melarangnya.

Hades menahan napasnya, memejamkan matanya, menahan gemas, "Baiklah, lakukan sesukamu." Hades hanya perlu memegang pinggang Ren agar anak itu tidak terjatuh kedalam air.

"Ren."

"Ya, Hans?"

Hans mengelus pipi bulat itu, "Ingin menjadi ratu?"

"Ratu? Seperti dongeng?"

Handes mengangguk, membenarkan pegangannya pada pinggang Ren, "Ya, ingin?"

"Ren laki-laki, Hans."

"Tidak masalah, jadilah ratu pria satu-satunya, Ren."

"Tidak mau."

"Kenapa?"

"Ren tidak ingin memakai pakaian untuk anak perempuan!" Serunya. Mana mungkin Ren memakai gaun? Tidak mau!

"Aku akan membuatkanmu pakaian khusus."

Ren tak menjawab, ia malah sibuk mencelupkan jari-jari kakinya, "Hans."

"Hm?"

"Kalau Hans kembali, apakah Ren tidak bisa meminum darah Hans lagi?"

"Aku akan mencoba segala cara agar bisa menemuimu, tunggulah."

"Hans janji?"

Hades mengangguk, mencium pipi itu, "Janji. Janji putra laut, tidak akan pernah ingkar janji." Tatapan antar keduanya membuat suasana terasa sunyi, senyuman yang Hades berikan terlihat tampan. Ren pun hanya berdiam diri kala Hades mendekatkan wajahnya pada dirinya. Mencium sekilas bibir itu tanpa mengurangi jarak.

"Hans?"

"Ya?"

"Bibir Hans tadi menyentuh bibir Ren." Jari milik Ren menyentuh bibirnya sendiri, memberitahukan dimana letak Hades menciumnya.

"Aku sengaja melakukannya."

"Sengaja?"

"Seperti yang diduga, bibirmu dingin."

"Milik Aro panas." Ren mengatakannya tanpa beban. Sama-sama memberikan komentar tentang bibir, hanya saja, Ren mengatakannya tepat di depan Hades. Membuat laki-laki yang memangkunya itu berekspresi kesal.

"Aro?"

"Alpha! Namanya Jenaro." Sebut Ren.

"Jenaro?"

"Iya, alpha Jenaro yang berubah menjadi serigala hitam!"

Bukan, Ren. Hades bukannya tidak tahu siapa Jenaro, ia hanya memastikan dirinya tidak salah dengar, karena Hades bahkan tak menyangka kalau Ren bisa berciuman dengan orang kaku seperti Jenaro, Bagaimana bisa pria itu membiarkan orang lain menyentuh bibirnya? Tak mungkin jika Ren yang memintanya.

THE WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang