XXIII

4.4K 723 44
                                    

pelan-pelan, kak!

XXIII

★★★

"Marko."

"Apa?"

"Saat berbicara dengan Jenaro kemarin, aku tidak merasa dirinya berbohong. Emosi dan ekspresinya tidak terlihat jika dirinya berbohong."

"Benarkah? Lalu menurutmu, mengapa para serigala itu bisa datang ke wilayah kita?"

"Aku akan menanyakan kembali pada Jenaro tentang kemungkinan yang menyebabkan hal itu terjadi."

"Kita harus datang bersama-sama."

"Kita harus membawa Ren."

Ujaran itu membuat Marko yang mendengarnya menoleh cepat, "Tidak! Ren akan bermain kemana-mana." Penolakan Marko tentu didasari dengan alasan yang kuat. Ren terlalu senang berjalan-jalan dan tak merasa waspada pada apapun. Marko tak ingin merasa khawatir terus menerus nantinya.

"Tidak perlu khawatir, kita bisa menjaganya bersama. Aku ingin menikmati emosi Jenaro, sangat menghibur."

"Orang gila."

"Bukankah terlihat seperti pertunjukan pancaran energi bagimu?" Tebak Jarlen.

Marko mengangguk pelan, "Energinya mampu membuat serigala lainnya tercekat. Mungkin jika kita adalah serigala, kita akan susah bernapas waktu itu."

"Nah! Bukankah melihat serigala susah bernapas hanya karena energi Jenaro adalah sebuah hiburan lainnya?"

"Definisi hiburan bagimu terasa sangat aneh, Jarlen." Marko menggeleng-gelengkan kepalanya, menyerah tentang sifat Jarlen yang terkadang tak terpikirkan. Kesenangan baginya bisa saja hal aneh bagi orang lain.

👥👥👥👥

Jenaro memijat keningnya, pusing yang melanda secara tiba-tiba akibat penyerangan serigala gila. Membuatnya terus menerus memikirkan kemungkinan penyebab yang terjadi mengapa mereka selalu menyerang bangsa vampir terus menerus.

Akal tak punya, layaknya serigala biasa, akan percuma jika ia membiarkan mereka tetap hidup. Tetapi sampai sekarang, alasan yang pastinya pun tak ditemukan.

Bagaimana jika bangsa vampir mencurigainya nanti? atau, tak merasa kepemimpinannya kompeten dalam hal ini? Saat ia bertanya pada ayahnya pun, hal ini baru pertama kali terjadi, karena biasanya penyerangan akan terjadi lebih dulu diwilayah mereka sendiri.

"Haruskah aku melakukan negosiasi kembali?"

👥👥👥👥

Satu minggu setelahnya, sesuai keinginan sang alpha, ia kembali kekastil penuh cahaya ini. Datang tanpa diundang, karena ia merasa perlu untuk membicarakannya agar menghindari kesalahpahaman.

Awalnya Jarlen dan Marko yang ingin menghampiri, tetapi kerusakan yang terjadi akibat penyerangan membutuhkan perhatian ekstra dari mereka serta pengawasan pada beberapa wilayah membuat mereka menunda untuk menemui Jenaro.

"Jadi, alpha. Apakah sudah diketahui mengapa hal itu bisa terjadi?" Jarlen bersandar pada kursi dengan menautkan tangannya.

"Tidak. Hanya saja, aku akan membuat penjagaan ketat pada setiap perbatasan wilayahku untuk mencegah para serigala itu keluar."

"Sebenarnya hal itu sangat baik dilakukan, tetapi mengapa wilayah kami yang lebih dulu diserang? Tidak, mengapa hanya wilayah kami saja? Apalagi, ini sudah kedua kalinya hal itu terjadi."

THE WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang