XXXIII

2.8K 391 19
                                    

pelan, cantik.

XXXIII

★★★

Bisikan aneh terdengar pada telinga Hades. Saat ia berjalan dan mulai menyusuri laut sendirian tanpa ayahnya. Hades bukannya tak peduli, ia perlu untuk tak bereaksi agar bisa memahami situasi.

Lirikan dengan pandangan kearah bawah seakan berpikir, masalah apa yang kini membuatnya harus bersusah payah menggunakan otaknya untuk menyelesaikan hal tersebut?

Hingga seseorang datang kehadapannya tiba-tiba dengan ketakutan, "Putra mahkota! Pangeran Hades! Yang terkasihi! Hentikan kutukan dan penghinaan yang akan terjadi jika dibiarkan! Bangsa kita tidak bisa melanggar peraturan!"

Hades menghela napasnya, orang ini mengganggu jalannya dan malah menghadang dengan suara yang mampu menarik perhatian. Memang sepertinya masalah terkadang tak ingin berjauhan dengan Hades. Apakah ia perlu untuk melakukan upacara agar dirinya tak terkena kesialan lagi?

"Katakan."

"Aku.. Aku hanya ingin mengingatkan. Demi keselamatan dan jiwa para keturunan. Aku mengorbankan diriku pada kematian untuk berani mengatakan–"

"Berhenti bertele-tele untuk mengambil simpati dan persetujuan semua orang."

Lelaki itu menelan ludahnya, terkesiap dengan suara tegas yang terkesan muak, "Tuanku.. Hindari hubungan terlarang. Seorang penerus kerajaan tidak boleh melakukan kesalahan fatal–"

Hades tersenyum singkat, mendekat dan menepuk-nepuk pelan bahu itu, ia tahu kemana arah pembicaraan ini, "Mengapa tidak menyingkirkan atau menggantikan aku saja? Kalian masih membutuhkanku, jangan sok merasa bisa mengaturku." Omongannya pelan, Hades yakin suaranya bahkan tak akan terdengar orang lainnya.

"Lagi pula, aku bisa saja mengatakan bahwa kamu mengatakan kebohongan, loh? Benar-benar ingin mati? Sok-sok mengorbankan diri demi keturunan selanjutnya adalah omong kosong. Jika benar-benar ingin mati, mati saja. Tidak perlu harus ada alasan agar disebut pahlawan, kan?" Hades memundurkan tubuhnya. Memang wajah terkejut dan marah dengan kerutan dahinya yang terlihat.

"Bagaimana bisa kamu menuduhku melakukan hubungan terlarang? Apakah baru saja aku mendengar sebuah tuduhan tak beralasan?"

Bisik-bisik terdengar menyudutkan sang lawan bicara dari Hades. Semua orang yang mengenal Hades pasti muak dengan senyum yang lagi-lagi ia keluarkan setelah berekspresi marah itu. Namun, siapa peduli? Hades melakukan segalanya sesuai dengan yang ia inginkan dan sukai.

👥👥👥👥

Ren kini bersama Tavien. Matanya memicing menatap Tavien entah mengapa sedari tadi dirinya lakukan, "Ien ini.. Beberapa hari sudah tidak mau bermain dengan Ren, ya?"

"Hm? Tidak. Aku selalu ingin bermain denganmu."

"Tidak mungkin. Ien berbohong, Ren yakin! Ien menemukan teman baru yang lebih asik diajak bermain? Tidak kasihan pada Ren yang disini sendirian?"

Jarlen dan Marko berpandangan. Merasa bahwa mereka seperti orang yang tak dikenal oleh Ren karena perkataan anak itu yang baru saja terlontarkan.

"Apakah aku hanya dianggap seperti pajangan oleh Ren?" Jarlen meringis.

"Lebih terlihat seperti sampah bagi manusia."

"Sialan."

Ren yang berlari membuat atensi kedua lelaki ini mengarah padanya. Sebenarnya karena marah pada Tavien dan berusaha menghindari lelaki itu. Tavien harus meminta maaf, tapi Ren akan berusaha merajuk terlebih dahulu. Tipikal anak yang perlu untuk dibujuk saat sedang kesal.

THE WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang