IX

6.9K 1K 134
                                    

Bold dalam percakapan digunakan untuk suara batin milik Jenaro saat berbicara dengan Lars (agar mudah dibedakan)

Bacanya pelan-pelan jgn smpe keselek.

CHAPTER IX

★★★

Jenaro sibuk mencari cara untuk bertemu dengan Ren, tetapi anak yang ia cari sibuk dengan makanan barunya yang memiliki rasa darah yang sama. Jenaro berjalan-jalan, berkeliling mencoba mengembalikan suasana hatinya yang saat ini terasa amat sangat buruk.

Jika ingin bertemu Ren, mungkin ia harus menunggu perjamuan ini selesai lalu ia bisa bertemu ditempat yang Jenaro rencanakan. Kakinya melangkah, badan tegap itu penuh wibawa. Tatapan tajam tanpa senyuman. Berjalan sendirian tanpa menggandeng Ren seperti saat ia pertama kali mengajak anak itu kemari.

Hingga ia mencium bau Ren, kakinya berhenti melangkah. Mencoba mencari asal dari bau itu membuatnya semakin mendekat kearah kolam yang disediakan bangsa vampir untuk Hades.

Mata milik Jenaro menatap dengan jelas bagaimana Ren yang berada di kolam itu bersama Hades. Sautan pembicaraan, tertawaan dari kedua orang yang berada di kolam sungguh mengganggu penglihatan Jenaro.

"Aku baru tahu jika putra mahkota Hades memperbolehkan bangsa lain menyentuh air miliknya."

Hades menoleh ke asal suara dengan tangan yang langsung memeluk Ren, "Aku juga baru tahu jika alpha Jenaro tidak mempunyai sopan santun dengan memasuki tempat khusus bangsa lainnya." Hades menimpali ucapan Jenaro.

"Aro!" Ren ingin keluar dari kolam itu, ia meraih pinggiran kolam dan mencoba naik. melepas pelukan Hades lalu berjalan dengan senang kearah Jenaro yang menatapnya dalam diam.

"Aro!" Ren memeluk pinggang itu.

Jenaro mengelus surai hitam milik Ren, "Tinggimu bertambah. Badanmu basah." Jenaro membuka jubahnya, memperlihatkan tubuh bagian atasnya. Memberikan jubah itu pada Ren agar tak kedinginan. Jubah besar itu tentu saja membuat tubuh Ren tenggelam dengan bagian bawah jubah yang terjuntai. Terseret saat Ren berjalan memegang tangan Jenaro.

"Ren?"

"Hans, naik! Ren mau mengelus sirip!"

Jenaro dan Ren duduk dibangku panjang itu, melihat Hans yang berjalan mendekat lalu duduk dibagian yang lain. "Tidak untuk hari ini, aku tidak suka memperlihatkan siripku pada bangsa lain." Jelas Hans. Lebih tepatnya ia tidak ingin memperlihatkannya pada orang selain Ren.

"Ren itu bangsa lain kalau kamu lupa."

"Berbeda, aku memperlakukannya berbeda." Tatapan Hans serta suara tekanan pada kalimatnya memberikan Jenaro sebuah pengertian dengan cara yang tegas.

"Kenapa? Apakah hubungan terlarang?" Jenaro menimpali, seingatnya Hades ikut mengomentari perihal hubungan terlarang kemarin. Layaknya Jenaro ingin memberikan kalimat 'menjilat ludahmu sendiri' pada Hades. Akhirnya Hades pun sama saja dengan dirinya yang tertarik dengan Ren.

Itu hanya sindiran, belum tentu kejadian. Jadi seharusnya tebakannya tidak terjadi secara kebetulan. Bisa-bisa emosi Jenaro naik kepermukaan.

"Kalau iya, kenapa?" Hades kembali menantang. Mana takut dia dengan bangsa lainnya. Dari dulu ia tak peduli pada bangsa lain walaupun itu pemimpinnya sekalipun.

Ren yang melihat perdebatan itu hanya diam duduk ditengah-tengah antara mereka. Tangannya sibuk memainkan jari Jenaro. Ia pikir, Jenaro dan Hades mungkin membicarakan sesuatu yang penting, jadi ia harus diam dan tidak mengganggu dulu.

THE WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang