XLIV

1.9K 285 41
                                    

halo, sayang.

XLIV

★★★

"Itu Jarlen dan Marko."

Ucapan itu menghentikan Jovano untuk menyerang dengan airnya. Menatap tak percaya Tavien, meminta penjelasan. Bagaimana pria disebelahnya ini mengetahui hal tersebut?

"Akan aku jelaskan, Jovan. Tapi, jangan menyerang mereka. Aku pastikan mereka akan membantu kita."

Hades yang mendengarnya, memegang erat tangan Ren, mengusap punggung tangan milik Ren perlahan. Ia mengerti jalan pikiran Tavien yang menganggap Marko dan Jarlen dapat membantu mereka.

Yang menjadi masalah disini, hanyalah kekhawatiran dirinya tentang perasaan Ren. Apakah, jika ada waktu untuk menjelaskan, Ren akan kembali bersama mereka dan melupakan Hades? Hades menelan salivanya, ia tiba-tiba cemas.

Pria itu memejamkan matanya, mengeluarkan udara dari mulutnya berharap ketenangan menghampirinya, "Ren, katakan padaku, demi keselamatanmu, tidak ada yang lebih penting."

Ren mengerutkan keningnya, menggeleng, menolak perkataan Hades. Dirinya merasa tak nyaman dengan perkataan Hades seakan membiarkan Jarlen dan Marko bertemu dengan mereka. "Ien? Mengapa Ien membiarkan Arlen dan Lio kemari? Hans? Bagaimana jika mereka mengetahui dimana kita berada?"

Hades membiarkan dirinya memasuki rumah sendirian setelah melepas genggaman Ren secara sepihak, "Hans?"

Ren menatap kecewa pada Tavien yang membiarkan Jarlen dan Marko mendekati mereka. Setelahnya Ren mengikuti Hades.

Hades hanya tak percaya diri. Kembali mengingat, dibandingkan yang lainnya, dirinya menjadi urutan terakhir yang ia yakini, disukai oleh Ren. Ia mulai merasa takut, jika Ren kembali tak membutuhkannya.

Hades mencoba mempengaruhi pikirannya sendiri, jika perasaannya tak lebih penting daripada keselamatan milik Ren. Jika dirinya bertindak egois, maka keselamatan Ren akan menjadi taruhannya, dan mungkin setelahnya Hades akan menyalahkan dirinya sendiri jika hal buruk terjadi.

"Hans.." Ren berada dibelakang Hades dengan tangannya yang meremat satu sama lain.

Apakah Hades akan membiarkannya merasakan kembali rasanya, saat Hades bertemu dengan Jenaro kemarin? Rasa dimana Ren merasa dirinya dibuat menjauh dari Hades. Rasa dimana Ren diserahkan pada orang lain.

Hades akan bersikap dingin padanya. Hades akan menatapnya saja tanpa tersenyum seperti saat mereka sedang berduaan. Hades akan membuatnya merasa dibuang begitu saja karena merasa Hades sendiri tak mampu menjaganya.

"Hans, Ren ingin bicara."

Tidak ada jawaban, Ren menggigit bibirnya, "Kenapa selalu begitu, Hans? Kenapa Hans seperti membuang Ren. Ren salah apa? Ren tidak suka rasanya!" Ren mengusap matanya dengan punggung tangannya.

Hades berbalik, menatap Ren yang memasang wajah bertanya dengan kesedihan yang bertak mengenakkan itu, "Kenapa? Kenapa Hans seperti menyerahkan Ren pada orang lain? Hans akan memusuhi Ren? Ren tidak suka! Hans akan menjauhi Ren setelah mengatakan hal itu! Ren tidak ingin selamat saja kalau dimusuhi seperti ini!"

"Jaga ucapanmu, Ren."

"Biarkan! Hans selalu begitu! Nanti pasti akan menjauhi Ren! Suruh-suruh Ren untuk mendekat pada orang lain! Ren tidak suka diatur, Hans tahu tidak! Ren itu maunya dengan Hans, jangan usir-usir!"

"Hah?"

"Apa?!" Setelah menangis, anak ini bertingkah galak. Ia menatap Hades menantang seakan sebal dengan kelakuan pria didepannya. Bahkan tangannya terlipat didada.

THE WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang