XVII

5.8K 836 67
                                    

pelan, sweetheart.

XVII

★★★

Buku-buku kuno milik bangsa vampir sebenarnya kebanyakan tertulis larangan dan alasan serta akibat yang ditimbulkan. Lebih mengarah pada peraturan yang harus dilakukan.

Beberapa hal tertulis pasti dan sudah dibuktikan. Jarlen masih mencoba untuk membaca bagian demi bagian. Bisa saja, vampir terdahulu juga pernah bertemu dengan seseorang dengan kondisi yang sama seperti Ren.

Benar, Jarlen sedang mencari buku sejarah terdahulu, membacanya dengan teliti. Tumpukan buku yang menjelaskan masalah terdahulu dan cara bagaimana menyelesaikannya telah dibaca Jarlen.

Hingga buku ke empat mengatakan,

'Hal yang tak biasa, mungkin saja akan menjadi masalah besar, fokus pada penyelesaian daripada pembinasaan.'

Tertulis seperti nasehat yang sedang Jarlen cari. Tetapi, itu bukan jawabannya. Mungkin dirinya akan berpikir seperti itu juga jika berkaitan tentang Ren. Mencari cara tanpa memusnahkan anak itu. Tetapi, bagaimana jika bangsa lain mengetahui hal itu?

Walaupun sampai sekarang, Jarlen tak mendengar pergerakan bangsa lainnya. Tapi ia perlu untuk bertindak hati-hati. Tindakan yang akan ia berikan pada Ren tentu akan berbeda jika orang lain yang melakukannya. Jarlen menutup bukunya. Menenangkan pikirannya.

Setiap kekuatan yang dimiliki tiap induvidu, saat mereka merasa kalut dan tidak dapat menahan emosi, maka kekuatannya akan mempengaruhi keadaan ataupun sekitar serta menyebabkan perubahan bagi sang pemilik kekuatan.

Emosi milik Jarlen, energi milik Marko, mempengaruhi diri mereka sendiri jika tidak dikendalikan, berbeda dengan milik Hades dan Jenaro yang bisa merusak lingkungan sekitarnya.

Pada saat ia pusing seperti ini, beberapa hari sebelumnya, Jarlen memeluk Ren hingga pusingnya mereda. Hingga dirinya merasa tenang tanpa harus berpikir sesuatu yang berat. Tapi kali ini, Tavien membawa Ren kembali pada orang tuanya yang membuat Jarlen harus meninggalkan kastil dan menemui Ren.

Bukannya tidak bisa langsung menemui Ren, hanya saja, laporan dari bawahannya selalu mengikatnya untuk menyelesaikannya. Apalagi, masalah Ren yang bisa meminum darah bangsa lainnya belum terpecahkan.

Saat Jarlen ingat bahwa Ren pasti sedang bersenang-senang sekarang, tangannya mengepal, "Anak nakal itu pasti sedang tertawa saat aku harus menyelesaikan masalahnya. Lihat saja nanti, aku akan membuatmu membayarnya."

👥👥👥👥

Marko hendak menemui Christian, lebih tepatnya menemui anaknya Christian. Ia akan berbicara dahulu dengan Christian perihal Ren. Sepertinya orang tua Ren perlu tahu masalah apa yang menyangkut anak kesayangan mereka.

Marko melihat Christian yang menoleh kekanan dan kekiri, terlihat seperti sedang mencari sesuatu. Marko dengan cepat menghampiri pria itu.

"Ada apa, Christian? Mencari sesuatu?"

Christian tersentak kaget, sedikit memundurkan tubuhnya, "Tuan Marko, saya sedang mencari Ren." Ujar Christian yang terlihat cemas.

"Mungkin sedang bermain." Marko menepuk bahu Christian. Selama seminggu bersama Ren, Marko cukup paham bagaimana anak itu akan pergi bermain sesukanya.

"Saya hanya khawatir jika dia hilang lagi."

Marko yang mendengar ucapan itu agak sedikit meringis dan terkekeh pelan, "Carilah disekitar sini, aku akan mencoba untuk mencari diwilayah perbatasan."

THE WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang