Kamu pernah bertanya padaku ketika kita baru saja mengucapkan janji suci pada Tuhan di hadapan pendeta beberapa tahun yang lalu.
Apa tugasku yang sebenarnya? Kau bertanya seperti itu.
Tugasku adalah membahagiakanmu, meskipun begitu. Memastikan kau tetap tersenyum dan berada di sampingku adalah tujuan hidupku.
—Avrely
✖✖✖
Fuzihara Naomi Present
Mémoire Royale FANFICTION
Avrely Tselovalnikov Eathurga x Argella Ilix Eathurga
©TPL
2021
Your Wish is My Command✖✖✖
Avrely masih terlihat sibuk dengan banyaknya berkas yang menumpuk untuk Ia tandatangani. Minggu depan sepertinya akan banyak imigran negaranya yang datang kemari mengikuti dibukanya lowongan pekerjaan non domestik.
Ini sudah hari ke dua Ia tidak tidur.
Perdebatannya dengan Argella tadi siang pun membuat kepalanya sedikit sakit. Di tengah pekerjaannya yang 'tak kunjung selesai, istrinya itu justru meminta sebuah hal yang tidak akan pernah mungkin bisa Ia berikan.
Izin untuk ikut ke sebuah perang besar yang sedang meledak di selatan benua.
Avrely tidak pernah melarang Argella untuk menjadi relawan dalam sebuah pertempuran demi bahan untuk tulisannya. Namun perang yang kali ini tidak bisa disepelekan. Kedua kubu yang sedang berhadapan menggunakan senjata yang dapat mengeluarkan limbah radioaktif sejenis nuklir.
Ia tidak ingin satu-satunya wanita yang Ia cintai menjadi korban hanya demi sebuah tulisan. Tidak.
Argella sama sekali tidak mengajaknya berbicara sejak siang tadi. Ia tahu wanita itu pasti sangat marah dan kecewa karena memang medan pertempuran kali ini sangat menarik untuk dijadikan topik tulisannya.
Netra lelaki itu memandang ke arah langit dari balik jendela ruang kerjanya. Malam sudah semakin larut, bintang-bintang yang bertaburan tampak berkelip menghiasi kelamnya hamparan kelam di atas sana.
Secangkir kopi yang semula berasap oleh uap panas sekarang sudah mendingin. Suraian metalic silver milik Avrely bergerak seiring wajahnya kembali menoleh pada tumpukan kertas. Ia menghela napas panjang.
Sesaat Avrely menyandarkan punggungnya yang pegal pada sandaran kursi. Ia memejamkan matanya sejenak, mencoba untuk melerai satu demi satu pikiran yang berkecamuk dan saling membelit di dalam benaknya.
Memejamkan mata masih terasa tidak menyelesaikan masalah, Ia bangkit dari kursinya, berniat untuk membuat kopi di dapur. Mengganti yang sudah ada, atau hanya sekedar memanaskannya kembali.
Avrely berhenti di depan sebuah kamar sebelum menuruni kamar, Ia membuka pintu master bedroom tempatnya dan sang istri beristirahat setiap malam. Ia melihat Argella sudah tidur, dibalut oleh selimut tebal yang hangat sampai batas dadanya.
Ia berjalan masuk, menaruh cangkir kopi di meja rias sang istri lalu melangkah mendekati Argella yang terpejam damai. Ia melihat jejak air mata di pipi wanita itu. Ia paham betul bagaimana kebiasaan Argella untuk menyimpan emosinya seorang diri.
Avrely berlutut, mengusap helai panjang suraian Argella yang lembut sebelum memberi wanita itu sebuah kecupan hangat di keningnya.
"Maafkan aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Naoland!
Short StoryHello, selamat datang di Naomaret selamat belanja~ Intinya,Ini sekedar kumpulan script gak mutu yang lewat di otak saya akibat kesalpokan ketika ngegarap story yang on going. Hanya up ketika mau. Warning: Mengandung kenistaan dan kerecehan ya...