3

513 38 27
                                    

Petang telah berganti malam, rembulan mulai muncul disinggasananya, bintang-bintang telah bertaburan menghiasi gelapnya langit, menemani indahnya sang ratu malam yang bersinar cerah. Di bawah langit yang indah itu nampak seorang gadis berseragam sekolah menengah atas yang berjalan sendirian di atas trotoar. Sepanjang jalan Ia melihat betapa mengaggumkannya hamparan hitam legam dengan sinar-sinar berkilauan di atas sana.

Langkah gadis itu terhenti mendapati seekor kucing putih yang terluka di atas sebuah tong sampah yang tertutup. Ia berjalan mendekati si kucing yang hendak kabur. Maddie melihat luka di daerah satu kaki kucing itu.

"Imut sekali, sayang sedang terluka.."

✖✖✖
PLUTORANO FANFICTION
©Fuzihara Naomi, 2020
PLUTORANO ©TPL
Meow!

Madison Rae Sylvester nama gadis itu, seorang gadis bersurai cokelat muda yang mengendap-endap masuk ke dalam rumah karena tidak ingin sang Nenek tahu bahwa Ia pulang terlambat lagi.

Maddie, Ia menggendong kucing itu kedalam pangkuannya dan meneruskan langkah kakinya berjalan menaiki tangga dengan hati-hati. Ia mengelus-elus kepala kucing itu karna hewan bercakar tajam itu selalu memberontak ingin melepaskan diri. Dan lagi, jika terus membuat kegaduhan, sang Nenek akan terbangun dan pasti memarahinya lagi.

"Diam ... kau akan ku obati, jangan banyak bertingkah deh.." ujar Maddie.

Sampai di dalam kamar, Maddie menurunkan kucing itu di lantai bahkan Ia lupa membuka sepatu. Kucing itu nampak melihat-lihat isi kamar Maddie yang sangat simpel dan nyaman, namun sepi sekali.

"Meow...? "

Maddie mengikuti langkah pelan hewan berkaki empat itu menuju ke luar, netranya memandang si kucing  berdiri di hadapan sebuah ruangan dengan pintu yang tertutup. Ia menghela napas lalu menggendong kucing putih berbulu lebat itu kembali ke dalam kamar.

"Jangan kesana, nanti I-ibuku ... marah." ujarnya sedikit getir.

Maddie menaruh kucing itu di atas tempat tidur lalu pergi keluar, setelahnya Ia membawa perban, air dalam mangkuk dan obat luka. Gadis itu mendudukkan si kucing di atas pangkuannya dan mulai membersihkan luka-luka, menaruh obat dan membalutnya dengan perban.

"Ah, tahan sedikit lagi, kucing. Ini akan perih tapi membuat lukamu segera pulih dan kering." ujar Maddie sembari mengusap-usap kepala si kucing.

"Kau sepertinya kucing yang memiliki tuan, apa kau dibuang? bulumu indah tapi sangat lusuh dan kotor." Maddie menggendong kucing itu lalu menatapnya sejenak. Sejurus kemudian Ia tersenyum.

"Kalau begitu mulai sekarang kau kupelihara saja, Hm ... siapa nama yang cocok untukmu ya?" Maddie nampak berpikir sementra si kucing putih memainkan poni rambut gadis itu yang tertata di dahinya.

"Ah, Noe ...? Sepertinya cocok untukmu."
Memberi nama itu membuat Maddie terkikik sendiri mengingat nama itu adalah nama guru les privatnya yang menyebalkan dan sangat dingin dan agak kaku. Seorang teman sekolahnya yang juga dijuluki sebagai 'the genius one.'

"Meow..? "

"Nah, Noe kalau begitu besok kita mandi. Supaya kau tampan mengalahkan kucing tetangga kita, oke?"

Kucing itu mengeong dan melompat menjauhi Maddie, Ia berpikir mungkin karena kucing takut dengan air membuat Noe juga berpikiran sama, Ia berusaha mengejar Noe yang hendak kabur hingga akhirnya tertangkap namun membuat suara yang cukup gaduh karena Maddie terjatuh menghantam lantai yang terbuat dari papan. Sehingga sang Nenek akan terbangun dan memeriksanya.

Naoland!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang