"Kei, ayo bangun."
Jemari lentik Vic tampak mengusap lalu mengguncang lembut bahu seorang gadis bersurai perak yang sedang tertidur. Merespon, Kei—gadis itu, membuka perlahan kedua netranya yang masih sangat mengantuk.
Semalaman tadi Ia habiskan untuk bermain monopoly dengan Naomi dan Reon. Belum lagi hukuman tantangan bagi siapapun yang memiliki jumlah uang paling sedikit. Ya, memang Naomi yang paling banyak kalah karena sifatnya yang tidak tegaan. Tapi entah mengapa Kei pada akhirnya terkena hukuman juga karena selalu menjadi pemenang.
Keadilan yang sangat..., unik.
"Mngh... aku masih ngantuk."
"Oh ayolah. Kau tidak ingin melihat hadiah ulangtahunmu dari Kazuna?"
Kalimat itu membuat Kei kembali membuka matanya. Ternyata Kazuna ingat? padahal bahkan ketika Ia mendapatkan hukuman dari Naomi dan Reon untuk meneleponnya tepat jam dua belas pagi tanggal tigapuluh November, Kazuna bahkan tidak sedikitpun membahas tentang ulang tahun.
Kei akhirnya menoleh, membuat posisi tidurnya yang semula memunggungi Vic kini menghadap kearahnya. Ia tidak menyangka bahwa Vic datang mengunjunginya padahal Ia tahu bahwa....
"Ayo cepat, semua kesenanga akan menunggumu hari ini!"
✖✖✖
Fuzihara Naomi Present
Kei's Special Birthday Present
Dearest, Mochizuki Kei
©FN01, 2021
Buon Compleanno!✖✖✖
Kei menggenggam empat buah tiket yang entah untuk apa. Vic berkata bahwa empat tiket ini harus Ia tukarkan di beberapa tempat tertentu dalam sekolahnya. Maka dari itu, Ia berniat untuk mendatangi satu-persatu tempat dari mulai yang paling dekat hingga jauh.
Tempat pertama adalah di ruang seni sekolahnya. Di sana berdiri seorang gadis yang sangat Ia kenali, Naomi. Gadis itu tersenyum hangat kearahnya, tangannya menadah meminta satu lembar tiket berwarna merah untuk memasuki ruang seni.
"Sebenarnya ada apa?" tanya Kei.
"Nanti kau akan tahu," jawab Naomi sambil tersenyum. Ia meminta kei untuk berdiri tepat di depan pintu dan menutup mata. Begitu kedua netra krimson itu tertutup, Naomi mendorong lembut punggungnya.
Angin menabrak wajahnya, tubuh pun terasa melayang.
Tunggu dulu.
"Huaaaa, Naomi!"
Naomi hanya melambaikan tangannya sebelum gadis itu tampak semakin jauh. Kei terjun bebas di langit tanpa mengenakan perlengkapan apapun. Ia akan jatuh, Kei sudah pasrah jika memang pada akhirnya tubuhnya akan menghantam tanah dengan sangat keras.
Ahh, apa ini mimpi?
Kei menutup rapat-rapat kedua matanya, memeluk tubuhnya sendiri. Namun bukannya tanah yang keras Ia justru merasa tidak menghantam apapun, bahkan tidak merasa sakit sama sekali.
"Apa..., aku sudah mati?" gumamnya."
"Tidak, tuan puteri. Kita sedang terbang di langit!"
Huh?
Dengan seluruh keberanian yang Ia kumpulkan, perlahan Ia membuka matanya, melihat langit yang begitu damai. Awan putih yang tidak menggumpal dan angin tenang berhembus menyejukkan wajahnya.
Pemandangan berikutnya adalah seorang pemuda bersurai hitam yang sedang menatap lurus ke depan dengan raut wajahnya yang tenang, namun terkesan menyenangkan. Kei juga mendengar raungan kecil dari sesuatu yang baru kali ini Ia dengar. Tidak seperti raungan hewan yang biasa Ia dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naoland!
Short StoryHello, selamat datang di Naomaret selamat belanja~ Intinya,Ini sekedar kumpulan script gak mutu yang lewat di otak saya akibat kesalpokan ketika ngegarap story yang on going. Hanya up ketika mau. Warning: Mengandung kenistaan dan kerecehan ya...