19

31 4 26
                                    

Quinn, kau lihat bintang yang paling terang di atas langit sana? 

Bintang itu akan menjadi sebuah simbol bahwa apapun yang akan terjadi, meski kau mungkin tidak akan selalu memiliki waktu untuk bersamaku, tapi seperti bintang itu, yang mungkin terhalang oleh awan, tertutup langit mendung, tidak nampak terhalang oleh teriknya sinar matahari yang menyindari siangnya bumi, namun bintang itu selalu setia menemani langitnya. seperti aku yang akan selalu ada untukmu, dan akan selalu menjadi milikmu.

✖✖✖

Fuzihara Naomi Present
Windrage FANFICTION
Alvaro Moritte x Cignette Quinn Bernkastel
©TPL
2022
The Star and Us

Sudah beberapa hari ini Alvaro melihat Cia tampak tidak bersemangat. Hari yang gadis itu lalui pasti sangat berat betul? Dinamika-dinamika yang diciptakan semesta untuk menjadi pelengkap hari tampaknya tidak selalu indah.

Yah, manusia memang memiliki takdir untuk menjalani kehidupan, yang kadang menyenangkan, membuat kita bersyukur atas setiap hembusan napas yang kita miliki, dan  menghiasi setiap malam dengan mimpi-mimpi indah. Namun sering pula membuat kita merasa kecewa, tertekan bahkan hingga menitikkan air mata.

Hidup memang tidak selalu adil. Bahkan keadilanpun orang-orang bilang relatif karena hadir untuk pihak yang beruntung. Entahlah, Alvaro pun rasanya tidak begitu peduli lagi terhadap apapun yang dunia berikan padanya.

Namun tidak, setelah dia bertemu denganmu, Cia.

Hari ini Alvaro tidak melihat Cia lagi, apa yang sedang gadis itu lakukan dan di mana Ia berada lelaki itu tidak tahu. Ia sudah mencoba untuk menghubungi teman-teman. Vil, Eliana, bahkan Arlen, tidak ada satupun yang tahu di mana Cia berada.

Kenneth, jangan tanya. Dia bungkam seribu bahasa karena mungkin tidak ingin Alvaro menganggunya. Menyebalkan, pikir Alvaro. tapi rasanya cukup adil karena ada kalanya setiap orang membutuhkan tempat di mana bisa kita habiskan untuk diri sendiri.

"Alvaro, kau terlihat sangat khawatir."

Lelaki bersurai putih metalik itu melempar senyuman pada Lim yang menemaninya sejak siang tadi. Ia juga bercerita sudah sepanjang hari Eliana menangis mencemaskan Cia, juga Vil yang tampak tidak kalah cemasnya dengan Alvaro.

Tentu saja, bagi mereka semua di sana, Cia adalah bagian penting. Dekat sudah seperti keluarga karena bertemu dengan luka yang berbeda, saling mengobati, hingga ikatan yang terjalin pun semakin erat seiring bergulirnya waktu.

Terutama untuk Alvaro. Kehadiran Cia dalam hidupnya menjadi seberkas anugerah yang tidak akan pernah bisa Ia lupakan. Cia mengubah seorang lelaki jahat yang liar dan tersesat menjadi seorang Alvaro yang memiliki nama baik di mata orang banyak.

"Sudah mencoba datang ke tempat favorite kalian?" tanya Lim sembari berpikir, mengingat apa saja yang Ia tahu tentang Cia.

Alvaro sudah mendatangi beberapa tempat, namun hasilnya nihil karena Cia tidak mengunjungi tempat-tempat itu, apartemen gadis itu pun sering kali sudah kosong ketika Ia datang. Namun ada satu tempat terakhir yang belum Alvaro datangi, menjadi harapan terakhirnya untuk bertemu dengan gadis itu.

Tempatnya memang cukup jauh dari kota Milan. Sehingga jika memang Cia pergi ke sana, akan lebih efektif jika Alvaro pergi sekarang, sehingga akan sampai sebelum senja. Tempat itu, sebuah dermaga di pantai yang tidak terlalu banyak pengunjung setiap harinya, terutama saat senja.

Naoland!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang