35

12 1 63
                                    

When the trails of memory seeks into heart of two lonely soul that longing for each other.

✖✖✖

Fuzihara Naomi Present
T15: An Other Side of The Space SIDE STORY
Arsenio Carwyn Parviz x Glise Cessa Yougher
©TPL, 2024
Drunken Night

Entah sudah berapa lama terakhir kali keduanya menginjakkan kaki kembali di tanah Bumi. Menjelajahi ruang angkasa bersama T15 hampir membuat keduanya lupa bagaimana rasa hidup yang sebenarnya.

Siang-malam yang ditentukan, melihat bulan dan matahari buatan setiap hari membuat rasa rindu terhadap kehidupan lama mereka terbangkitkan kembali.

Sebentar lagi T15 akan tiba di titik orbit terdekatnya dengan Planet Bumi, sehingga keduanya ditugaskan lebih dahulu untuk datang karna sampai terakhir kali T15 mengirimkan gelombang radio pada menara pusat, tidak ada satupun jawaban, seolah kepulangan mereka tidak berarti lagi.

"Bumi sudah banyak berubah."

Dari sebuah jendela Bar, Gissa melihat banyak sekali gedung tinggi berpijak di tanah, terakhir kali dirinya menjadi warga Bumi, rasanya gedung-gedung belum setinggi dan semegah ini. Ponsel pintar pun rasanya belum populer seperti sekarang. Bahkan perangkat yang menggunakan layar sentuh pun hanya bisa digunakan oleh orang-orang kaya.

Sedangkan sekarang apa saja bisa dibeli menggunakan transaksi non-tunai melalui satu tempelan kartu debit pada mesin yang sudah dimodifikasi agar bisa dilakukan oleh kasir pada saat check out. Belum lagi menjamurnya teknologi Artificial Intelegence yang telah bebas diakses oleh siapapun.

Pada saat regu Nevin bergabung pun rasanya Bumi belum secanggih ini.

Gissa mengehla napas karna kepalanya begitu pusing. Sial sekali memang, kekuatannya dibatasi oleh perjanjian keduanya dengan Nevin agar tetap berada dalam penyamaran karna tidak boleh ada satupun warga Bumi yang menyadari bahwa ada awak pesawat T15 yang sudah mendarat.

Nevin sudah bersepakat dengan Lieven yang menangani strategi, juga Arled yang ditanggungjawabi secara keseluruhan selama Arviz pergi agar Arviz dan Gissa melakukan penyamaran dan mencaritahu kenapa pusat seolah menolak kepulangan mereka secara diam-diam.

"...Huh?"

Pandangan Gissa sedikit memburam. Keberuntungannya memang sedang diuji karna niat awalnya yang ingin mencari informasi di Bar-yang biasanya memang sering menjadi tempat pertukaran informasi-berakhir terjebak bersama beberapa orang wanita yang menganggap Gissa adalah salah satu teman mereka yang ada dalam daftar undangan.

Sepertinya hologram yang Ia gunakan untuk mengecoh pandangan lawan bicaranya memuat data tentang seorang wanita yang mereka kenal.

Drrttt....

Klik!

"Kau tidak menurut."

"Arviz?"

"Memangnya siapa lagi yang mengetahui nomor ponsel sementara mu selain aku?"

Gissa terdengar tertawa hambar, lalu menceritakan semua yang terjadi. Dari nada bicaranya, Arviz tau jelas bahwa Gissa tidak dalam kesadaran penuhnya.

"Kau mabuk?"

"Ng? Tidak."

Gissa dapat mendengar helaan napas Arviz dari sebrang panggilan, Ia juga melihat 'teman-teman'nya mulai pergi menuju lantai dansa untuk bersenang-senang.

Naoland!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang