23

21 1 24
                                    

Denting jam usang itu terdengar pilu kala seorang gadis bersurai panjang memasuki sebuah apartemen kecil yang sudah lama tidak terurus. Ia berjalan tenang, tangannya mengusap meja berdebu, melihat beberapa figura yang isinya tidak asing. Ada gambar dirinya di sana, bersama seorang pemuda berkacamata dengan rambut hitam kecokelatan.

Memori yang telah lama terkubur kini mulai bermunculan kembali. Deretan ingatan itu bagai sebuah video yang membayang nyata. Semua rasa yang dahulu Ia bagi dengan lelaki itu, kini hanya bisa Ia lalui sendirian.

"Gil, sudah satu tahun."

Tragedi itu, satu tahun yang lalu. Di mana sang kekasih hati harus meregang nyawa di tangan rekan terbaiknya. Baku tembak di gudang senjata L'Missianero adalah saksi bisu pertempuran terakhir yang membawa lelaki itu pergi untuk selamanya.

Seorang lelaki yang sudah mengisi hatinya selama bertahun-tahun, dia yang selalu menginginkan perdamaian untuk semua orang. Anggota kepolisian yang rela mati demi sebuah misi yang diembannya. 

Anna, gadis itu beralih pada sebuah ranjang yang sama sekali tidak berubah, masih cukup berantakan. Gilby pasti tidak sempat membereskannya waktu itu. Jam tangan hadiah ulang tahun yang dibelikannya juga masih tergeletak di atas nakas. 

Gilby memang tidak memiliki keluarga sehingga kunci apartemen yang sudah dibelinya itu beralih pada Anasthasia atas sebuah surat wasiat yang diberikan oleh notaris tepat satu hari setelah kematiannya.

✖✖✖
Fuzihara Naomi Present
WINDRAGE FANFICTION
©TPL
Tribute to
Gilbert Anderein Moncaso
Bittersweet

"Akhir-akhir ini sepertinya kau cepat sekali lelah."

Jemari lentik gadis itu mengusap bahu kokoh Gilby yang sedang duduk menyandar pada sofa apartemennya. Ia tidak pernah tahu apa saja yang lelaki itu lalui setiap hari. Setelah Gilby memutuskan untuk tinggal terpisah dua minggu yang lalu, sang kekasih tidak lagi bisa selalu melihat keadaannya seperti dulu. Baru hari ini juga dia berkunjung.

Bukan tanpa sebab Gilby memilih untuk berpisah. Semakin hari atasannya di kepolisian semakin gencar mengincar L'Missianero. Apalagi setelah tahu bahwa kepemimpinan mereka sedang bertransisi pada seorang pemuda berbahaya bernama Lachlan Reid. Struktur pergerakan organisasi itu akan semakin berbahaya. Len memiliki seorang algojo yang tidak bisa disepelekan, belum lagi konselirnya yang dapat memanipulasi tindak kriminal tanpa jejak.

Dan tentu saja Gilby mengkhawatirkan Rick. Hubungan di antara keduanya akan semakin berjarak. Sialnya, sejak awal memang Ia dan pemuda itu tidak ditakdirkan untuk menjadi teman, bahkan sekedar rekan pun tidak. Keduanya berdiri bersebrangan, dibawahi oleh dua kubu yang saling bertolak belakang.

Ia dengan kepolisian dan Rick bersama organisasi kriminal nomor satu di Eropa.

"Aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir."

Gilby membimbing Anna ke dalam pelukannya. Sebuah pelukan sederhana yang sebenarnya terasa sangat mengiris hati. Gadis itu bisa merasakan gestur lelakinya yang tidak biasa. Tubuh lelaki itu sedikit gemetar dengan kedua tangannya yang terasa dingin.

Anna tahu memang tidak mudah bagi Gilby untuk melakukan misi-misinya setiap hari. Perintah atasan sudah bagaikan kewajiban yang tidak bisa di bantah. 

"An, Aku melakukannya."

Ucapan Gilby membuat Anna terdiam. Ia melepas pelukannya, menangkupkan kedua tangannya di pipi Gilby, memandang netra lelaki itu yang tampak tidak memiliki sinar kehidupan lagi di sana.

Naoland!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang