4

402 45 61
                                    

Hari minggu yang cerah, Seorang lelaki bersurai cokelat nampak sedang asyik di dapur. Entah apa yang sebenarnya Ia lakukan, namun yang jelas, semalam sudah Ia katakan bahwa Ia akan memasak sarapan untuk esok. Ya, tepatnya pagi ini.

Ia sudah menyiapkan beberapa menu yang bisa dimasaknya untuk kedua buah hatinya yang saat ini masih bermalas-malasan di sofa ruang keluarga.

"Abigail, ayo bantu papa!"

"Tidak mau."

✖✖✖
CC's FANFICTION
©Fuzihara Naomi, 2020
CHERNYY SVET AND CAMARO ©TPL
Papa!

Semua sudah tersaji di atas meja. Piring besar berisi tumpukan pancake, roti panggang dengan selai cokelat, dua gelas susu dan secangkir kopi. Hari libur yang cukup normal untuk seorang anggota organisasi bersenjata rahasia yang ditakuti.

"Sereal?"

"Memangnya tidak ada?"

Lute, lelaki bersurai cokelat kembali bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju lemari penyimpanan. Melihat apakah sereal masih ada atau memang benar-benar sudah habis. Ia ingat kotak terakhir dimakan dua hari yang lalu.

Lelaki itu hanya menghela napas lalu tersenyum ke pada dua anaknya yang sekarang menatapnya sebal. Ini memang kesalahannya karena Vic sudah memintanya untuk berbelanja bahan pangan, karena kebetulan Vic sedang ada misi penting yang mengharuskannya pergi bersama Allen untuk satu minggu kedepan. Ruby terpaksa harus diam di rumah sakit karena kondisi kesehatannya yang sedang menurun, belum lagi Ia tengah mengandung buah hati pertamanya.

"Papa sudah buatkan semua ini dengan susah payah, kalian tidak mau memakannya?" tegur Lute sembari berkacak pinggang.

"Pa. Mama kapan pulang?"

Abigail melihat sang ayah sembari tangannya mulai meraih susu di dalam gelas sebelum meneguknya. Sepuluh tahun pernikahannya dengan Vic, mereka dikaruniai dua orang anak.

Abigail Heather Winford usia delapan tahun dan Charles Mildred Winford usia lima tahun.

Memiliki hidup yang cukup normal untuk berkeluarga dan memiliki keturunan adalah sebuah karunia yang luar biasa bagi mereka yang hidupnya dipertaruhkan untuk bertempur. Mengangkat senjata untuk mendapatkan uang dan bertahan hidup.

Meskipun begitu, Abigail dan Charles belum mengetahui seperti apa sebenarnya pekerjaan kedua orangtuanya. Setidaknya, belum saatnya bagi mereka untuk mengetahui kenyataan rumit seperti ini.

"Mungkin hari minggu," jawab Lute sembari meraih piring untuk meletakkan sarapan di atasnya.

"Tapi kan pa, sekarang hari---"

"Waktu itu Papa yang pergi lama sekali," sahut Charles sembari mengunyah roti panggang yang membuat selai cokelat mengotori sekitar mulutnya.

"Hus, Charlie. Mama 'kan sudah bilang kita tidak boleh berbicara sambil makan," tegur Abigail.

Charles akhirnya mengangguk dan menurut, Ia memilih untuk makan dan tidak terlalu menyimak pembicaraan sang kakak dengan ayahnya.

"Pa, hari ini Matt dan Lucas jadi berkunjung 'kan?" tanya Abigail lagi.

Lute mengangguk, Ia juga berkata mungkin sekitar jam makan siang nanti mereka akan berkunjung ke rumah, dan kebetulan Dirk juga akan datang karena bosan di rumah.

"Ya sudah, sekarang selesaikan sarapan kalian dan bersiap. Tidak mungkin bukan menjamu teman dengan piyama?"

Abigail dan Charles mengangguk, mereka bergegas menghabiskan sarapan sebelum akhirnya berlarian menuju lantai dua untuk mandi dan bersiap-siap.

Naoland!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang