1

629 43 103
                                    

Pada suatu hari, di desa tanjung asem, hiduplah seorang bujangan ganteng blasteran Indonesia-Spanyol. Di desa ini dia terkenal akan kehandalannya mengendarai sepeda motor. Konon katanya, si ayah yang orang spanyol itu mantan pembalap moto GP yang pensiun dini karena mengejar cinta kembang desa Tanjung Asem.

"Bu, Ojek bu!"

Si bujangan yang nampak masih memakai kaus singlet itu nampak melambai-lambaikan tangannya ke arah ibu-ibu yang hendak belanja ke pasar. Senyumannya sumeringah, sebenarnya Ia belum mandi sejak kemarin, tapi prinsipnya adalah, wajah tampan akan mengalahkan segalanya.

"Eh si kasep!"

Ibu-ibu itu mengangguk. Si bujangan tampan itu pun memakai jaket kulitnya dan menyalakan mesin motornya, membuat tukang ojek yang lain protes karena kenalpot motornya yang mengeluarkan asap tepat di wajah mereka, Pemuda itu pun melaju ke arah si ibu.

"Yuk ah bu, macet."

Sebut saja si bujang itu Gerardo. Tukang ojek yang satu ini memang tenar sampai ke desa-desa lain. Gerardo pernah ditawari jadi model iklan pakan burung oleh pabrik desa sebelah, namun dia menolak dengan mantap karena dia cinta desa tanjung asem, tepatnya ingin setia pada gebetannya. Anak bungsu kepala desa.

✖✖✖
CRIMINALE! FANFICTION
©Fuzihara Naomi, 2020
C! ©Rejet
Hot Ojek Driver!


"Si Ambeng, Moal ge beres ai kiyeu wae mah!"

Seorang pemuda yang kemarin baru saja mengecat rambutnya jadi biru ngejreng itu nampak gusar di tengah sawah karena kerbaunya enggan bergerak sedikitpun, kalau bahasa jaman sekarangnya sih, mager.

"Jalan atuh, jalan Robert!" perintah pemuda itu pada kerbaunya sambil berkacak pinggang.

Si Robert hanya menengok ke arah pemuda itu sembari akhirnya kembali berdiam diri di atas lumpur di tengah sawah tanpa memedulikan Lucia yang sudah naik pitam karena panas, matahari semakin meninggi dan Ia takut sunblock yang dipakainya memudar karena terlalu lama berjemur. Maklum, sunblock KW yang dibelinya di tukang kosmetik keliling seminggu yang lalu secara kredit yang akan Ia cicil duapuluh empat bulan.

"Eh? Si Robert kenapa Akang Lucia?" tanya seorang gadis yang sedang membawa keranjang sayuran. Rambut gelapnya yang terurai panjang, juga tatapannya yang datar namun manis, Ia sudah tahu siapa yang menyapanya.

Lucia berjalan ke tepian sawah lalu duduk disana, "Si Robert diem terus di tengah-tengah, kerja nggak. Bikin capek Ia" keluh Lucia.

Gadis yang akrab dipanggil Mele itu hanya tersenyum, sudah tontonan sehari-hari memang Lucia bertengkar dengan kerbaunya setiap hendak membajak sawah.

"Ahh, begitu ya ... Oh iya, Akang liat Aa Chiave?" tanya gadis itu.

"Eleuh eleuh... Udah cantik Neng Mele teh baik pisan geuning. Sayang yang dicari si bandar loak" jawab Lucia, sementara Mele tidak begitu niat merespon dan meninggalkan Lucia sendiri karena hari benar-benar panas dan Ia malas berbasa-basi dengan gombalan Lucia yang sangat tidak elit.

***

"Mau kemana A?"

Seorang gadis berambut hitam menghampiri meja makan, melihat kakaknya sudah rapi dengan kemeja bunga-bunga dan celana sontog.

Naoland!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang