37

11 1 56
                                    

Kalo emang kesempatan kedua itu ada, gua cuma pengen nebus kesalahan yang dulu pernah gua lakuin ke dia. Kalau bukan karna belain gua, mungkin dia sekarang juga bisa hidup bahagia.

Kalo emang kesempatan kedua itu ada, gua cuma pengen dia di sini lagi. Mungkin emang bakal ngeselin, gelut tiap hari, mungkin gua kaga akan mau ngakuin dia, tapi lebih baik kayak gitu, karna gua bisa tetep liat dia di sini.

Dia yang selalu bisa bikin Nyokap nyaman, dia yang selalu bisa nenangin Bokap pas gua berulah. Dia yang selalu bisa jadi langit teduh di rumah.

Depin, gua minta maaf.

✖✖✖

Fuzihara Naomi Present
Devian Alvaro and Devan Alvarezi
©TPL, 2024
Tale of a Twins

✖✖✖

"Devan!"

Suara itu terdengar nyaring dan ceria. Setiap hari sepulang sekolah, seorang pemuda kecil selalu meminta Sang Ibu untuk menjenguk saudara kembarnya yang sedang terbaring lemah di Rumah Sakit karna kondisi kesehatannya menurun derastis di tambah stress setelah mendapatkan perlakuan bully dari teman-teman sekolahnya. Sayang sekali, tidak ada satupun yang percaya karna mereka yang membully saudara kembarnya itu selalu mengaku pada orang tua mereka bahwa semua itu hanya bercanda, mereka tidak pernah menyakiti siapapun.

Ya, Devin menjenguk saudara kembarnya, Devan.

Saat itu, Devin berkata pada sang ibu bahwa banyak sekali yang menghina Devan, juga melakukan perlakuan tidak menyenangkan pada Devan entah karna apa. Waktu itu, kedua orang tuanya sudah datang ke sekolah, namun entah mengapa, sekolah seolah menutup-nutupi kesalahan murid-murid nakal itu karna menurut sumber, ternyata para pembully itu adalah anak dari pemilik yayasan sekolah.

Tidak ingin kondisi Devan semakin memburuk, Sang Ayah telah memutuskan untuk memindahkan Devan dan Devin ke sekolah lain, hanya saja belum sempat dilakukan, Devan lebih dahulu jatuh sakit.

Devin selalu membawakan berbagai makanan kesukaan mereka, atau mainan-mainan baru untuk Devan setiap datang menjenguk bersama sang Ibu. Seperti yang selalu Ia lakukan ketika Devan harus selalu keluar-masuk Rumah Sakit karna kesehatannya yang sangat buruk.

Sejatinya, Devan memang memiliki tubuh lebih lemah, kesehatannya sangat stabil sejak dilahirkan dulu. Devan harus selalu menjalani pemeriksaan dokter, meskipun begitu, Devan adalah anak yang sangat penyayang dan ceria.

Devan selalu mampu membuat sang Ibu bahagia dan tertawa, Ia juga tidak pernah takut mengkritik sang Ayah yang kadang terlalu pendiam dan membosankan.

Perbedaan Devin dan Devan hanya berselang 30 menit, Devin yang lahir lebih dahulu, untuk itulah Devin selalu merasa dirinya bertanggung jawab sebagai Kakak dan menyembunyikan seluruh bebannya sendirian, dan hanya ingin melihat Devan bahagia.

Devin selalu merasa bahwa kebahagiaan Devan adalah prioritasnya. Saat mereka pertama kali masuk TK, Devan sangat takut dengan pergaulan, dan Devin lah yang mengajarkannya untuk bergaul, melindunginya dari siapapun.

Hanya saja kemarin, Devin gagal karna Ia sendirian melawan banyak orang.

Devin juga kurang bisa mengutarakan isi hati pada kedua orang tuanya, berbeda dengan Devan yang memang tidak pemalu, Devin selalu Ia khawatir sang Ibu akan cemas, dan Ia takut dimarahi ayah karna menjadi laki-laki yang lemah.

"Aku bawa kukis cokelat kesukan Epan, bawa robot juga."

Devin mengeluarkan seluruh isi tas jinjing yang Ia bawa dari rumah sebagai wadah tambahan untuk oleh-oleh Devan.

Naoland!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang