"Kau sedang bertugas di sekitar sini?"
"Tidak."
"Apa kau ditugaskan datang untuk membantuku?"
"Tidak juga."
Suraian perak pemuda itu berkibar diterpa angin sore hari, asap peluru yang ditembakannya masih tampak terlihat mengepul, di bawah gedung yang Ia dan gadis komandan itu pijaki banyak sekali corrupted yang sudah dilumpuhkan oleh si pemuda yang saat ini menyandar pada pagar pembatas gedung sembari menguap.
✖✖✖
Fuzihara Naomi Present
Punishing Gray Raven FANFICTION
[1/3]
©KURO GAMES
2022
The Underrated Savior✖✖✖
"Lalu... apa?"
Sean memandang pemuda itu dengan tatapan bingung. Ia memang bersyukur sekali Wanshi datang untuk memberikan bala bantuan dan pertolongan medis untuknya yang sudah terluka cukup parah. Bukan perkara mudah melawan semua corrupted itu sendirian, bagaimanapun Ia manusia biasa yang memiliki batas dan bersinggungan dengan nyawa.
Salahnya sendiri menolak tawaran Lucia untuk menemaninya memeriksa gedung ini. Misi kali ini sedikit membingungkan karna seolah-olah memberi banyak ingatan-ingatan acak untuk Liv, membuat M.I.N.D gadis itu sering kali tidak stabil. Untuk itulah Sean meminta Lucia untuk menemani Liv, karna Lee pun sedang berada di wilayah lain ketika menyetujui kesepakatan berpencar.
"Apa jawaban itu sangat penting untukmu?" Wanshi melirik sekilas sebelum kembali menyandar pada pagar dan menutup kedua matanya.
Sean mengangkat kedua bahunya yang memberikan sedikit efek nyeri karna ada beberapa luka di sana, Ia hanya tersenyum kikuk ketika melihat Wanshi menghela napas. Ia tidak mengatakan pada pemuda itu bahwa bahunya pun cidera, menolak untuk diperiksa.
"Aku 'kan hanya ingin tahu, karna seingatku, Chrome mengatakan bahwa hari ini Strike Hawk memiliki misi di distrik lain yang cukup jauh dari sini," ujar Sean sembari memasang pose berpikirnya. Sedangkan Wanshi tidak menjawab, hanya menghampiri gadis itu untuk memeriksa luka pada bahunya, serta menyuntikkan anestesi ke dalam tubuh Sean yang Wanshi sebut Pain Killer.
"Hey Wanshi, jawab aku."
"Aku tidak memiliki kewajiban untuk menjawab setiap pertanyaan bodoh Komandan Gray Raven."
"Kau pikir itu pertanyaan bodoh?"
"Mhm."
Wanshi melihat radar miliknya lalu mengatakan bahwa Gray Raven akan sampai di sini dalam satu jam setelah menerima Distress Signal yang dipancarkan sebuah beacon berukuran yang memang di bawa oleh Sean untuk memberitahu lokasi tempatnya berada pada kelompoknya.
Pemuda itu kini duduk di samping Sean setelah mengobati gadis itu, menyandarkan tubuhnya masih pada pagar penghalang sisi-sisi gedung. Tidak lagi memejamkan mata, Ia hanya memandang lurus ke arah langit yang sudah mulai menggelap.
Sean melirik sejenak pada Wanshi, pemuda itu memang dikenal sangat pemalas, tidak suka melakukan hal-hal yang merepotkan, bahkan seringkali membuat Chrome kesal karna tingkah lakunya yang sangat sulit berkoordinasi. Wanshi lebih sering memisahkan diri untuk tidur di Maintenance Capsule. Atau di manapun tempat yang menurutnya nyaman, indoor training field contohnya.
"Hey Wanshi."
"Apa?"
Sean menghela napasnya sejenak, ikut memandangi langit yang sedang lelaki itu pandangi dalam diamnya, "Apa menurutmu Manusia yang tersisa akan mendapatkan kembali kehidupannya seperti zaman Golden Age?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naoland!
Short StoryHello, selamat datang di Naomaret selamat belanja~ Intinya,Ini sekedar kumpulan script gak mutu yang lewat di otak saya akibat kesalpokan ketika ngegarap story yang on going. Hanya up ketika mau. Warning: Mengandung kenistaan dan kerecehan ya...