Terdengar bunyi sekop yang beradu dengan tanah yang lembab. Zila menyelesaikan penguburan orang tuanya dengan diam. Lalu dia melakukan penghormatan terakhir, dan masuk ke dalam rumahnya yang telah porak poranda. Ia mengambil tas yang cukup besar. Lalu memasukkan beberapa makanan yang tersisa, air mineral, beberapa obat-obatan serta perban, panah, pisau, mantel, dan beberapa perlengkapan yang masih bisa digunakan. Tak lupa ia memasukkan buku tebal bersampul biru beserta sekelompok kunci. Lalu, untuk terakhir kalinya, ia memasuki ruangan di ujung rumah yang masih terlihat kokoh. Mencari beberapa barang berharga disana.
Saat berkeliling ruangan, ia menemukan sebuah kalung dengan liontin berbentuk bulan sabit dengan batu saphire menyala di tengahnya.
Ia lalu memakai kalung itu, menyembunyikannya dibalik bajunya dan keluar. Dengan memakai tudung kepala dan sepatu boots, Zila menjauh dari rumah nya dan berjalan ke arah hutan. Ia menuju ke gua yang ia kunjungi tadi. Setelah itu, ia duduk dan merenung di gua itu.
"setelah apa yang terjadi...aku akan mencoba untuk hidup, ayah dan ibu mencoba melindungi nyawaku, aku harus menghargai perjuangan mereka."
"Tapi, di surat itu, ibu berkata seolah-olah mereka sudah mengetahui apa yang akan terjadi."
Seketika, air mata nya kembali menetes.
"Apa mereka mencoba mengirimku ke gua ini agar aku selamat...?""Hahaha...itu pasti rencana ibu...ibu selalu seperti itu, hahaha!", perlahan, tawa nya memudar dan tergantikan oleh isakan lirih.
Hari mulai menggelap di luar gua, Zila pun menyalakan api unggun. Tak lama setelah itu, terdengar suara dari semak-semak.
Srekk srek!
Dengan segera, Zila mengambil pisau nya dan bersiaga di pintu gua. Setelah cukup lama, tidak ada bahaya apapun. Lalu, Zila memberanikan diri untuk keluar menuju asal suara. Ternyata suara itu berasal dari seekor serigala yang terluka. Serigala itu berwarna coklat keruh, dengan mata berwarna onyx. Terlihat luka menganga di kaki serigala itu, seperti bekas gigitan dan juga panah yang menancap di perutnya. Serigala itu tergeletak dan tidak bergerak. Zila hendak menghampiri serigala itu hingga ia ingat jika serigala lah yang telah membunuh kedua orang tuanya. Ia lalu mengambil panah dan membidik serigala itu. Tiba-tiba, serigala itu terbangun dan berkata lirih.
"tolong...selamatkan aku..."
Mendengar itu, Zila sadar jika dia adalah werewolf, dan ia dengan cepat membidik lagi ke werewolf itu.
"Tidak, aku tidak akan membunuhmu...selamatkan aku..."
Karena tidak tega lagi, akhirnya Zila menggendong serigala itu kedalam gua dan mengobati lukanya.
"terimakasih gadis kecil, kau anak yang baik, aku akan mengingatmu beserta kebaikanmu itu", ucap serigala itu.
Zila tidak membalasnya dan tetap diam. Ia tidak bisa tidur sama sekali karena keberadaan serigala disampingnya.
"bagaimana bisa kau terluka?", ucap Zila tiba-tiba.
"Yah, aku habis bertemu dengan serigala pemburu."
Setelah itu Zila tidak bertanya apapun lagi.
###
Pagi harinya, Zila terbangun dan tersadar bahwa ia ketiduran semalam. Dengan cepat, ia mengambil pisau nya mengingat terakhir kali dia bertemu dengan seekor werewolf. Tapi setelah melihat sekitar, tidak ada tanda-tanda werewolf. Hanya ada setumpuk daging mentah didepannya, yang ia yakini pasti itu adalah balas budi sang werewolf. Setelah diyakini bahwa werewolf itu telah pergi, ia melanjutkan perjalanan nya untuk menemukan sebuah pedesaan. Saat perjalanan, ia tak sengaja melihat sebuah pertarungan antar werewolf. Lalu ia bersembunyi dibalik pohon.
"grrr..lebih baik kau pergi jika ingin hidup!", ucap serigala berwarna hitam pekat.
"Heh! Siapa kau mengusir kami?!", ucap serigala dengan bulu yang kusut dan penuh lumpur, mirip seperti serigala liar.
"Kalian para rogue hanya mengganggu!", kini serigala berwarna abu-abu tua menimpali.
Sekumpulan serigala yang disebut rogue itu mulai menyerang secara brutal. Zila memutuskan untuk pergi dari sana karena ia merasa bahwa itu berbahaya. Saat ingin pergi, dia tidak sengaja menjatuhkan pisau ditangannya hingga terdengar suara 'klangg'. Suara itu mengalihkan segenap atensi para rogue. Zila dengan cepat mengambil pisau itu dan berlari.
"ITU MANUSIA! TANGKAP DIA!", ketua rogue itu berteriak dan mulai mengejarnya, diikuti para rogue lainnya.
"SIAL, BERHENTI KALIAN PARA ROGUE! JANGAN BERULAH!!", serigala hitam dan abu-abu tua berusaha bangkit dari sekaratnya akibat diserang secara brutal oleh para rogue.
"oh tidak, Zila, kau bodoh! Gimana bisa pisau jatuh! Huff...huff", Zila terus berlari sambil mengutuk dirinya.
Karena lelah berlari, akhirnya ia memutuskan untuk melawan para rogue itu. Ia berhenti dan mengambil panah serta busurnya. Ia mulai menembaki para rogue itu, dan dengan cekatan menghindari serangan rogue itu. Saat setengah dari pasukan rogue itu mati, sisanya semakin brutal, hingga menyerang secara bersamaan. Zila mengubah senjata nya menjadi menggunakan pisau.
"BERANINYA KAU MANUSIA! GRRR!", salah satu rogue itu mencakar tangan Zila.
"AKHH!", Zila menjatuhkan pisau nya, tangan kanan nya mulai dipenuhi darah dan luka yang menganga.
Lalu ia jatuh berlutut sambil memegangi tangan nya yang terluka. Para rogue yang tersisa memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang. Zila pun berlari menjauh. Namun, tiba-tiba ia tersandung akar pohon, hingga ia terjatuh. Lututnya berdarah dan ia merasakan sakit luar biasa di pergelangan kakinya. Salah satu rogue itu menggigit kaki Zila, lalu mengangkat nya beserta tubuh Zila, dan membantingkan nya ke pohon.
krakk!
"AKHH!!"
Detik berikutnya, Zila memuntahkan cairan merah pekat dari mulutnya dan tergeletak di tanah.
Para rogue itu mendekat dan bersiap menikam nya, hingga samar-samar, terlihat bayangan serigala raksasa berwarna putih, dengan mata mirip sebuah Saphire biru, menyorot tajam ke arah rogue di depannya. Setelah itu, Zila kehilangan kesadarannya, dan semuanya menggelap.###
Notes :
Rogue sering mengganggu pack lain tapi juga mengganggu klan lain seperti manusia, dll. Hidupnya bergantung pada buruan dan tempat tinggalnya tidak menetap.____________________________
TBC,
Jangan lupa voment<3
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] HEALER WOLF
Werewolf[END] Zila, seorang gadis lugu penuh sopan santun dan ceria yang tidak pernah mengenal lingkungan sosial sejak kecil karena ia tinggal didalam hutan bersama ayah dan ibunya. Namun, tak berselang lama ia hidup dengan damai, keluarga nya tewas dibanta...