XXVIII

660 44 0
                                    

Dini hari, Vazo tersadar akan sesuatu.

“Tidak”, Vazo berdiri dan langsung mengambil kudanya.

“Alpha, ada apa?”, Xavero beranjak dan menghampiri Vazo.

“Bodoh! Gimana aku ga sadar sesuatu hal sejelas ini?!”

“Hal apa?”

“Kau ingat percakapan kita di telepati waktu itu?”
Mendengar itu, Xavero terkejut dan baru menyadarinya.

“Ada apa? Kenapa?”, Kinara menghampiri mereka berdua dengan panik.

“Dengarkan. Orang bersama Zila itu mengetahui tentang gubuk ditengah gurun. Ia mengatakan bahwa gubuk itu baru saja dibangun, gubuk itu dekat dengan wilayah White Fence, dan sekarang? Tak lama setelah gubuk itu dibangun, White Fence mendapatkan penyerang”, jelas Vazo.

“Itu tandanya, gubuk itu bisa digunakan sebagai pengintaian”, Vero menimpali.

“Benar!”

“lalu, ia mengetahui keadaan yang ada di hutan elf yang tidak banyak orang tau, ia mengatakan bahwa ia ‘mengetahui’ bukankah itu artinya ia melihat nya sendiri?”, lanjut Vazo.

“hah! Itu tandanya dia sudah pernah ke hutan elf?!”, Kinara terkejut.

“ya! Itu sangat mungkin”, balas Vazo.

“dia tiba-tiba muncul di hutan akhir Saphire Moon tanpa membawa persediaan makanan atau apapun. Jika benar kudanya hilang disana, bukankah kita paling tidak pernah bertemu kuda itu?”, Vazo melanjutkan.

“tapi kita tidak pernah bertemu seekor kuda terlantar disana”, Xavero berpikir keras.

“ya! Kemungkinan, dia baru saja datang dari luar Saphire Moon dan melihat kita. Jika benar dia berada di hutan selama beberapa hari, mengapa tak membawa panah atau semacamnya?”

“Itu menunjukkan bahwa ia tak sengaja menemukan kita, pada saat menuju ke Saphire Moon”, Kinara ikut berfikir.

“lalu, ingatlah dimana kita bertemu dengannya.”

“di air terjun mata air?”, jawab Vero.

“Bukan itu masalahnya, ingatkah saat Zila mengatakan bahwa ia melihat sesuatu yang mengintip dari balik pohon?”

“Itu dia!”, Xavero dan Kinara berseru.

“tapi jika dia sudah mengetahui bahwa itu Zila, kenapa tidak dari awal ia muncul? Justru menunggu kita sampai di air terjun mata air dulu?”

“itu seperti dia melihat situasi kemana kita akan pergi”, jawab Xavero.

“pemikiran yang sempurna. Yang terakhir, bagaimana bisa ia mengetahui jalan menuju ke White Fence?”

“ia bukanlah petinggi istana yang pernah menuju White Fence. Tidak ada perintah padanya untuk melakukan perjalanan seperti ini sebelumnya...bagaimana bisa?”, Xavero menjadi bingung.

“ada kemungkinan ia adalah orang yang pernah lewat kesini. Tapi, kemungkinan terkuat adalah mungkin dia benar-benar tidak tahu jalan menuju White Fence atau sengaja menipu Zila.”

“apa kau akan mengatakan jika dia berbohong dan justru membawa Zila kesuatu tempat?”, Xavero terkejut dengan pemikiran Vazo.

“Itu sangat mungkin, sekarang kita susul mereka ke White Fence dulu, jika dia tidak ada disana, maka dia adalah dalang dibalik pertarungan disini”, Vazo menaiki kudanya.

Xavero dan Kinara mengikuti. Lalu mereka bertiga memacu kuda dengan kecepatan tinggi.

"Hiyah!"

[✔] HEALER WOLFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang