X

1K 63 0
                                    

Pagi hari selanjutnya, Zila terbangun lebih pagi, ia pun langsung membersihkan diri dan duduk di balkon jendela nya.

“Vazo akan pergi selama beberapa hari, para pack sudah bersiaga terhadap ancaman Galaxy Pest, aku juga ingin melatih teknik bertarungku, gimana ya...”

Zila sibuk memikirkan cara untuk melakukannya. Hingga ketukan pelan membuyarkannya.

Tok tok

Zila beranjak dari duduknya dan membukakan pintu kamarnya. Ditemukannya seseorang dengan pakaian formal beserta jubah biru tua nya berdiri tak jauh dari nya.

“Vazo? Ada apa?”

“kau sudah berpakaian? Kenapa pagi sekali?”, Vazo justru melayangkan pertanyaan balik.

“Ah aku bangun terlalu pagi”, jawab Zila.

“bisakah kita bicara didalam?”

“Tentu, silakan masuk.”

Lalu mereka mengambil tempat duduk di balkon milik Zila.

“Aku akan pergi selama beberapa hari, semua urusan disini kuserahkan pada Vero, jika ada sesuatu bilang saja padanya”, ucap Vazo.

“Apa aku boleh keluar mengunjungi Kina?”

“tentu, lakukan apapun yang kau mau.”

“baiklah, apa kau kesana sendiri?”

“Aku membawa beberapa prajurit dan kuda, perjalanan itu cukup jauh, aku tidak bisa mengandalkan tubuh serigalaku saja.”

“Kalau begitu berhati-hati lah.”
Vazo mengangguk dan kembali diam.

“Zila, apa aku boleh meminta sesuatu?”

“Boleh, apa itu?”

Vazo terlihat bingung dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“...aku akan pergi agak lama, mungkin sedikit lebih lama dari pertama kali aku pergi, jadi, uh...aku merasa agak khawatir, bisakah kau melakukan sesuatu...arghh, tidak jadi! Aku akan segera pergi, jaga dirimu”, Vazo mulai frustasi dan beranjak pergi.

Tapi saat akan mengambil langkah kedua, ia merasakan rengkuhan seseorang.

“hati-hati dalam perjalananmu, kembalilah segera dengan selamat”, Zila berucap sambil tetap merengkuh Vazo dari belakang. Vazo langsung tersadar dan membalikkan badannya. Ia menyambar tubuh Zila dan merengkuhnya lebih erat.

“bagaimana kau tau..”

“ibu sering melakukannya disaat aku khawatir”, ada sedikit kekehan di dalam kalimat Zila.

Cukup lama mereka menyalurkan dukungan, akhirnya Vazo melepaskannya lebih dulu.

“Aku akan pergi, jaga dirimu.”

“kau juga, sampai jumpa Vazo”, Zila tersenyum kepadanya. Vazo membalasnya dengan senyum lalu menghilang dibalik pintu.

Tak lama kemudian, terdengar suara prajurit dibawah beserta kuda mereka. Zila berdiri di balkon dan menatap kebawah. Vazo berada disana menunggang kuda sambil melihat kearahnya. Kemudian ia melambaikan tangannya sebelum mengendarai kuda nya dengan cepat, diikuti para prajurit yang lain.
Setelah melihat kepergian Vazo, Zila kembali berpikir bagaimana ia bisa berlatih bertarung. Lalu ia terpikir suatu hal.

“Aku melihat beberapa orang mengenakan baju peperangan kemarin, apa ada semacam latihan?”

“lebih baik aku tanyakan pada Vero”, setelah bermonolog, ia pergi keluar untuk menemui Xavero.

[✔] HEALER WOLFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang