XXXVIII

610 37 0
                                    

Mereka memasuki gua itu. Terus berjalan mengikuti Tetua Rodier. Gua itu ternyata dalam nya jauh lebih luas. Mirip seperti luas sebuah rumah mewah.

“Tetua Rodier, berapa lama anda tinggal disini?”, tanya Zila.

“Hmm...biar kuingat, sejak ayamku bertelur mungkin? Hahaha!”

Empat orang lainnya menatap tidak percaya pada Tetua Rodier.

“Ada apa dengan wajah kalian? Seperti baru melihat seorang kakek yang awet muda saja”, Tetua Rodier menatap mereka dengan salah satu alis terangkat.

“Eh- err...awet muda sepertinya agak kurang tepat, hehehe”, Zila memasang wajah canggung.

“apa kalian berpikir Tetua Rodier adalah seorang legenda karena hidup selama ratusan tahun dan penuh dengan tradisi juga sopan santun?”, Tetua Rodier menebak-nebak.

“M-mungkin begitu..”, Vazo membalas.

haiyah...kalian ini terlalu kaku, istirahatlah sebentar, kalian melalui banyak masalah kan?”

“kalau begitu, maaf merepotkan, tetua”, Xavero menjawab.

Tetua Rodier hanya mengangguk dan mengambil beberapa alas jerami yang ada. Keempat orang lainnya membantu untuk menata beberapa tempat dan makanan. Diluar ekspetasi, Tetua Rodier mempunyai persediaan makanan yang cukup. Ada banyak hasil buruan seperti daging rusa dan beruang serta ikan yang diawetkan, berbagai macam buah liar yang dapat dimakan seperti apel dan beri.

“Tetua, hamba tidak menyangka jika persediaan makan anda lebih dari cukup, apa anda sering berburu?”, tanya Vazo saat menata jerami.

“yah..bisa dibilang begitu, tapi Athenciyya sering memberiku beberapa hasil panen nya di hutan elf.”

“Pemimpin klan elf? Apa anda dekat dengannya?”, tanya Zila.

“sepertinya gadis muda ini tidak sabar untuk bertanya semua hal, jadi mari kita duduk dan langsung bercerita”, Tetua Rodier mengambil posisi duduk didepan empat orang lainnya, menghadap ke mereka. Zila hanya terkekeh menanggapi dan duduk di jerami kedua dari kiri, dengan Kinara disebelahnya. Vazo dan Xavero berada di ujung masing-masing sisi. Didepan mereka sudah tersedia beberapa makanan dengan beralaskan daun lebar.

“Jadi, apa yang ingin ditanyakan? Aku akan menjawab semaksimalku”, Tetua Rodier duduk tegak dan mulai serius.

“tentang perkataan anda tadi di mulut gua, apakah anda sudah mengetahui bahwa suatu saat hamba akan kesini?”, tanya Zila.

“ya.”

“bagaimana bisa?”

“aku sudah mengetahuinya sejak dulu dan aku menunggu kalian. Aku tau lewat ramalan.”

“Anda....meramal hamba?”, Zila terlihat sangat terkejut. Ia tidak hanya merasa baru bertemu dengan Tetua Rodier, melainkan ia bahkan tidak mengenalnya sejak dulu.

“Benar. Jujur saja, aku bukanlah tetua dari White Fence”, Tetua Rodier menghela nafas. Keempat orang lainnya membeku ditempat karena pernyataan itu.

“apa maksudnya? Bukan tetua dari White Fence?”, Vazo kebingungan.

“Dahulu, aku adalah seorang penatua dari pack Ruby Thorn. Bisa dibilang, hubunganku dengan sang Alpha sangat dekat. Namun, semenjak keruntuhan Ruby Thorn, aku bersembunyi dengan meminjam nama White Fence.”

“anda adalah penatua Ruby Thorn?!”, Zila linglung seketika. Kebenaran yang tiba-tiba dan terlalu diluar ekspetasi ini membuatnya terpukul.

“gadis muda, aku mengetahui mu semenjak kau lahir. Kau adalah seorang anak yang diramalkan akan mengubah peradaban dunia werewolf ini. Kau juga seorang penyelamat. Aku menemanimu hingga ayah dan ibu mu berhasil melarikan diri saat pembantaian terjadi.”

[✔] HEALER WOLFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang