XVIII

830 49 0
                                    

Klingg!

Suara bel berbunyi diikuti bunyi knop pintu terbuka. Kios itu menunjukkan nama ‘Gabri Herbal’.

“Selamat datang di Gabri Herbal-“

“Alpha, Zila...”

Suara Kinara terpotong dan menggantung.

“Kina!”, Zila berhambur memeluk Kina dengan erat.

“Maafkan aku...”, Zila berkata lirih dalam pelukannya.

Kinara hanya mengangguk dan tersenyum tanpa diketahui Zila. Ia menepuk punggung Zila menenangkan. Saat mereka sibuk berpelukan, Xavero keluar dari pintu belakang dan bertemu sapa dengan Vazo.

“Alpha”, Xavero mengangguk memberi hormat yang langsung dibalas salam oleh Vazo.

“Apa keputusan kalian?”, tanya Vazo tiba-tiba.

Xavero menatap Vazo sekilas lalu beralih menatap Kinara.

“ada apa Kina? Apa sesuatu terjadi?”, Zila menatap lurus ke manik biru Kina.

“tidak kok...hanya saja, aku tidak bisa meninggalkan kios ini...”

“...benar, ini adalah tempat tinggalmu...”, balas Zila.

Mereka semua terdiam disana. Berpikir solusi terbaik untuk nya.

“Gimana kalau meminta anggota kelompok medis lainnya untuk menjaganya?  Kau kan juga anggota kelompok medis, mungkin tidak masalah. Lagipun, kelompok medis juga membutuhkan tanaman disini, jadi sekalian saja kios ini berada dibawah penjagaan kelompok medis, jadi Kina tidak perlu mengurusnya sendiri, kita bisa mengurusnya bersama. Kina juga tidak perlu khawatir karena kios ini akan tetap dijaga, terawat, dan berguna di hidupmu”, ucap Zila menjelaskan.

“Itu ide bagus!”, Vazo menimpali.
Semua orang disana kecuali Kinara menatapnya menunggu keputusan. Kinara tampak berpikir sejenak. Kerutan di dahi nya bertambah banyak dari waktu ke waktu. Hingga akhirnya ia membuka suara.

“baiklah, kuterima saran nya”, ucap Kinara kemudian.

Mendengar itu, Xavero menghela nafas lega dan Zila tak bisa untuk tidak menggodanya.

Aih...Beta Xavero terlalu khawatir pada pernikahannya, seperti pasangannya akan dibawa lari oleh angin saja.”

Segera setelah perkataan Zila, Vazo tertawa terbahak-bahak. Kinara tersipu malu, dan Xavero hanya manggut-manggut.

“Jadi, kapan waktunya?”, tanya Vazo.

“apakah ada tanggal yang bagus di beberapa hari kedepan?”, balas Xavero.

“peringatan besar kemunculan werewolf dalam 9 hari. 1 hari sebelumnya adalah waktu yang terberkati.”

“Apa kita bisa melaksanakannya hari itu?”

“Tentu, aku akan melapor pada ayah tentang ini, tidak perlu khawatir.”

“sungguh terimakasih, Alpha.”

ei Vero, kau jadi sangat formal hari ini, seperti biasa saja.”

“ya, Vazo.”

ahem, mungkin Vero hanya gugup karena terlalu fokus memikirkan pernikahannya. Pernikahan ini haruslah sesuai selera Kina! Pasti dia sedang memikirkan banyak hal~”, Zila menanggapi sambil mengibaskan tangannya.

“tidak perlu bekerja terlalu keras, Vero. Aku tidak meminta hal lebih kok!”, balas Kinara menatap Xavero.

“tidak. Aku akan melakukan hal yang melebihi batas untukmu selama aku mampu.”

Melihat ketulusan itu, Zila merasa hatinya menghangat, lalu ia mengangkat pandangannya untuk menatap manik biru Vazo. Tepat saat itu, Vazo membalas tatapan itu dengan sorot mata yang melembut. Dalam diam, mereka terus menyalurkan kerinduan dari manik mata mereka yang berkelip diterpa cahaya matahari samar.

###

Seseorang bertudung hitam duduk diatas sebuah takhta kerajaan sambil menikmati anggur nya. Memetik anggur itu dengan kuku panjangnya yang merah.

“Apa kau sudah membawa nya?”, tanyanya.

“dialah orangnya”, salah satu prajurit berkata sambil menuntun seseorang menuju hadapannya.

“beritahu tentang dirimu.”

“aku Kiara, menawarkan diri untuk menjadi kepercayaan penerus Galaxy Pest”, ucap seseorang itu.

“apa yang bisa kau lakukan?”

“informasi mengenai Saphire Moon”, balas yang bernama Kiara sambil tersenyum miring.

“hmm, menarik, bergabunglah. Aku akan berikan kekuatan, gunakan itu untuk melakukan tugasmu”, wanita bertudung hitam tersenyum licik dibalik awan hitam yang mengelilinginya. Setelahnya, tampak sebuah bola kristal sebesar bola mata berwarna hitam terbang menuju Kiara dan masuk kedalam jantungnya.

“apa perintah anda?”

“bawa dia kehadapanku hidup-hidup”, wanita bertudung hitam itu berkata sambil menunjukkan seseorang dalam bola sihirnya.

“bukan hal sulit”, Kiara berucap sambil membungkuk hormat dan menghilang, menyisakan awan hitam yang mengukir senyum liciknya.

_______________________
TBC,
Jangan lupa voment<3

[✔] HEALER WOLFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang