Sesampainya di sebuah kamar, Vazo menurunkan Zila di dekat tempat tidur.
“Zila, ini kamarmu mulai sekarang, semoga kau menyukainya, aku akan memanggil beberapa pelayan”, Vazo berkata dengan senyum lalu berbalik menuju pintu. Hingga ia merasakan tarikan di ujung bajunya. Ia berbalik dan menemukan Zila menarik sudut bajunya sambil menunduk.
“Apa ini tidak berlebihan? Sebenarnya kau cukup meletakkan ku di rumah dekat gerbang tadi...”
“Tentu tidak, karena kau adalah-“, ucapan Vazo menggantung karena seketika dia berdebat dengan hatinya.
‘aku tidak bisa memberitahukannya dulu, ini terlalu cepat, bahkan kejadian hari ini sudah cukup mengguncangnya, aku yakin dia juga tidak tahu menahu mengenai klan werewolf’, batin Vazo.
“Adalah?”, Zila memaksa nya untuk melanjutkan.
“ahem, kau adalah tamu ku”, Vazo terbatuk sebentar untuk menghilangkan gugup nya.
“Kalau gitu, suatu kehormatan besar bisa menjadi seorang tamu disini”, Zila membungkuk hormat.
“Hei, sudah kukatakan jangan ada kesenjangan, baiklah aku akan pergi dulu, nikmati waktumu, Zila”, ucap Vazo sambil mengusap kepala Zila.
Vazo melangkah keluar kamar dan menghilang setelah pintu tertutup. Sedangkan Zila terdiam dengan wajah yang memerah. Setelahnya, beberapa pelayan masuk.
“Nona, mohon izin, kami akan membantumu membersihkan diri beserta lukamu”, ucap salah satu pelayan wanita itu.
“kalau begitu, maaf telah merepotkan”, balas Zila dengan senyum ramah.
Semua pelayan itu membalas dengan ramah dan mulai melakukan tugasnya.
Setelah Zila selesai berpakaian, ia menjadi seorang gadis yang cantik serta penuh aura keagungan. Ia duduk di sofa sebuah balkon di kamar itu. Memperlihatkan pemandangan desa yang terlihat jelas serta hutan belantara yang hijau diluarnya.
“Pemandangan disini bagus bangett!”, Zila menikmati sapuan angin sepoi-sepoi yang menerpa kulit pucat nya.
“hari ini banyak yang terjadi, itu terjadi begitu saja...ayah, ibu, sekarang aku punya orang-orang yang mendukungku lagi, mereka orang baik, aku diperlakukan dengan baik disini, andai kalian masih ada, aku akan membawa kalian kemari...”
Zila merenung sejenak dan seketika lamunan nya terpecahkan oleh bunyi ketukan di pintu.
Tok tok tok
“permisi nona, saya adalah utusan dari Alpha”, ucap suara di seberang.
“Oh, um silakan”, Zila mencoba untuk berdiri dengan satu tangan menyangga tubuhnya ke tembok.
Cklekk
“Tidak perlu memaksakan diri, duduklah kembali, nona”, bersamaan dengan pintu terbuka, muncul seorang lelaki tinggi, berambut abu-abu pucat, berwajah datar, dengan mata berwarna biru terang.
Zila kembali duduk di tempatnya dan memberi salam.“salam nona, saya Xavero Seanron, saya adalah kepercayaan Alpha Vazo, sekaligus Beta dari pack Saphire Moon, beliau mengutus saya untuk menjaga anda selama beberapa hari kedepan, karena Alpha Vazo sedang ada keperluan di luar kawasan, senang bertemu dengan anda”, lelaki yang mengaku sebagai Xavero itu berlutut sambil meletakkan tangan kanan di dada nya, memberi hormat.
“tidak, tidak perlu berlutut, bangun lah, panggil saja Zila, tuan”, Zila menunduk memberi hormat.
“Vero saja”, balas Xavero dan ia berdiri.
“Oh baik, um Vero.”
“apa ada yang dibutuhkan?”
“Tidak ada kok, tapi aku ingin bertanya sesuatu.”
“apa itu?”
“Apa di kerajaan ini, ada sebuah perpustakaan?”
“Tentu ada.”
“Apa aku boleh kesana?”
“Boleh saja, itu terbuka untuk umum.”
“kalau begitu, bisa tolong tunjukkan jalannya?”
“tapi nona, kaki mu sedang dalam penyembuhan.”
“Zila”, ucap Zila membenarkan.
“ah iya, Zila”, Balas Xavero mengulangi.
“Benar juga. Baiklah, lain kali saja, terimakasih Xavero.”
“Apa tidak ada yang dibutuhkan lagi?”
“Kali ini, benar tidak ada.”
“Baiklah, jika ada sesuatu, panggil saja, saya izin undur diri, nikmati harimu”, Xavero memberi salam dan meninggalkan ruangan itu. Zila membalas salam itu tanpa diketahui Xavero.
_________________________
TBC,
Jangan lupa voment<3
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] HEALER WOLF
Werewolf[END] Zila, seorang gadis lugu penuh sopan santun dan ceria yang tidak pernah mengenal lingkungan sosial sejak kecil karena ia tinggal didalam hutan bersama ayah dan ibunya. Namun, tak berselang lama ia hidup dengan damai, keluarga nya tewas dibanta...