14 Abisha dan Wulan.

144 14 1
                                    

Abisha mengerjap-ngerjapkan matanya. Badannya terasa lemas. Matanya menelusuri seisi ruangan yang ia tempati sekarang. Matanya tidak sengaja menatap tangannya yang diberi infus.

" Aku dirumah sakit?" Batinnya.

Terdengar suara pintu terbuka dan menampakan Fitri teman sekelasnya.

" Kamu udah sadar ternyata." Tuturnya lalu menyimpan makanan dan minuman diatas meja samping, Abisha. Ia menarik kursi lalu duduk disamping brankar.

" Kok aku bisa disini?"

" Kamu tadi pingsan ditoilet."

Abisha baru menginggat , kalau ia tadi terkena diare.

" Kamu gimana? Udah enakan?" Tanya Fitri.

" Lumayan. Kamu sendiri kesini? "

" Iya, tadi sama buk Maria sama Azka juga."

" Azka?" Ucapnya sedikit tidak percaya.

"Iya, jadi Azka yang temuin kamu pingsan ditoilet. Terus dia langsung bawa kamu ke UKS. Hampir satu jam disana, kamu belum sadar juga, terus dibawa kesini, deh."

Abisha terdiam, jika Azka yang membawanya Ke UKS berarti....

" Tadi Azka pompong kamu loh." Ucap Fitri sedikit mengoda, Abisha.

" Ha," Bibirnya terasa ingin tersenyum. Namun masih ia tahan.

" Iya! Nggak nyangka bangetkan? Seorang Azka, berasa mimpi liatnya."

Abisha binggung bersikap bagaimana. Dia takut jika nanti tidak bisa menahan rasa bahagianya ( tapi berdosa ), temannya ini pasti akan tau kalau Abisha menyukai, Azka.

" Terus guru sama Azka kemana?"

" Mereka balik kesekolah, soalnya inikan masih jam belajar. Buk Maria masih ada kelas dan Azka juga harus belajarkan? Dan temanmu ini, disuruh jagain kamu."

" Makasih, ya... udah mau direpotin."

" Santai aja. Seneng malah, jadi nggak belajarkan. Kamu tau, Manda dan Aurin tadi mau ikut. Tapi nggak dibolehin. Jadi, mungkin nanti habis pulang baru kesini."

Abisha hanya tersenyum. Sungguh badannya masih merasa lemas. Mungkin karena tadi ia BAB 7-8 kali.

" Bunda aku udah tau belum ya, fit?"

" Udah, katanya tunggu Deeva pulang baru kesini."

***

" Nek, nenek nggak papakan tapi?" Tanya Daffin.

Kini ia berada diruang tamu. Daffin meminta izin kepada neneknya untuk menginap dirumah sakit satu malam.
Jadi, Daffin ingin membawa neneknya kerumah pamannya dan menginap disana.

" Nggak papa! Nenek juga khawatir sama dia. Jadi, nggak papa! Tapi, besok pagi-pagi kamu harus jemput nenek, nenek mau jengguk dia kesana, ya."

" Iya," Jawabnya sambil tersenyum.

Setidaknya ia bisa menjaga wanitanya itu untuk satu malam.

" Yaudah, nenek siap-siap dulu."

Daffin mengangguk sedangkan neneknya pergi kekamar untuk bersiap. Rumah pamannya tidak terlalu jauh. Masih berada disekitar rumah, Daffin. Jadi, selepas mengantar neneknya, ia bisa langsung pulang.

***

Jam sudah menunjukan pukul setengah 4 sore. Diruangan kamar Abisha dirawat hanya ada bunda dan adik-adiknya.
Sedangkan Fitri pulang sekitar pukul 1 siang bersama Manda dan Aurin. Sedangkan gurunya juga tadi menjengguk sebentar.

The Doctor [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang